Selasa 18 Jul 2017 16:20 WIB

Solo Batik Carnival Mampu Menarik Wisatawan Mancanegara

Model membawakan rancangan kostum Solo Batik Carnival (SBC) 6 di Loji Gandrung, Solo, Jawa Tengah
Foto: ANTARA FOTO/Herka Yanis Pangaribowo
Model membawakan rancangan kostum Solo Batik Carnival (SBC) 6 di Loji Gandrung, Solo, Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengapresiasi acara Solo Batik Carnival (SBC) X 2017 beberapa waktu lalu. Menurut dia, kegiatan tahunan tersebut perlu dilestarikan.

"Kami sangat apresiasi dengan kegiatan yang didukung Kementerian Pariwisata ini karena memberikan hiburan bagi masyarakat dan mampu menyedot wisatawan baik lokal maupun mancanegara," kata Rudy dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (18/7).

Sebanyak 450 peserta dari berbagai daerah memeriahkan kirab dasawarsa yang kali ini bertema Astamurti Kawijayan. Konvoi dimulai dari Jalan Bhayangkara depan Stadion Sriwedari menuju Bentang Vastenburg di Jalan Jenderal Sudirman Kota Surakarta, Jawa Tengah. Ini belum termasuk kirab pendamping seperti drum band, barisan Paskibraka, penari dari pelajar, dan lainnya.
 
Festival tahun ini menjadi sangat istimewa karena mengundang peserta dari Jember Fashion Carnival (JFC) dan dari Cirebon Caruban Carnival. Ada 50 peserta dari Jember Fashion Carnival dan 40 peserta dari Cirebon Caruban Carnival. "Menjadi spesial karena dua karnaval besar di Indonesia tampil jadi satu di Solo," kata Ketua Yayasan SBC, Susanto.
 
Susanto mengatakan SBC X mengangkat sub-tema wayang, topeng sekar jagad, legenda, mustika Jawa dwipa, dan Jathayu. Keenam sub-tema tersebut diaplikasikan dalam bentuk kostum karnaval yang megah dengan menggunakan batik sebagai bahan dasar dalam pembuatan kostum.
 
Acara kirab tersebut diawali dengan penampilan peserta dari Jember Fashion Carnaval, disusul Cirebon Caruban Carnaval, Peni Cadra Rini Solo, dengan diiringi Gilang Ramadhan Studio Band, Mister Teen Internasional 2016, dan Mister Teen Jateng 2017. 
 
Susanto berharap SBC X tidak hanya memperkuat Solo sebagai kota budaya yang kreatif, tetapi juga menjadi kegiatan yang dapat menginspirasi masyarakat lewat karya yang ditampilkan. "Dan kegiatan ini juga melestarikan batik sebagai kekayaan budaya Indonesia," ujarnya.
 
Kementerian Pariwisata menyambut baik Penyelenggaraan SBC karena diklaim telah memperkuat branding Solo sebagai Kota Batik ke seluruh dunia. "Langkah yang tepat, kolaborasi yang hebat. JFC ini sudah sangat eksis di nasional, berkelas dunia dan akan ditetapkan sebagai Kota Karnaval," kata Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya. Sudah 16 tahun JFC 2017 menginspirasi banyak karnaval di Tanah Air. 
 
Arief menyebut, bangsa ini harus bersatu, mensinergikan seluruh kekuatan, dan memperkuat semua lini. "SBC menggandeng JFC, menyatukan langkah untuk  bersaing di level global," kata dia.
 
Menurut dia, jika dipetakan, daya tarik industri pariwisata Tanah Air bersumber pada 60 persen budaya, 35 persen alam, dan 5 persen pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau yang biasa dikenal dengan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Festival BSC ini, kata Rief, secara tidak langsung juga bisa membangkitkan gairah MICE di Solo.
 

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement