REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meluncurkan program Borobudur International Festival (BIF) 2017. Peluncuran diadakan di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (17/7) malam.
BIF diprakarsai oleh Pemerinah Provinsi (Pemprov) Jateng. Kegiatannya sendiri akan dilangsungkan di Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng pada 28 hingga 30 Juli. Namun rangkaian prakegiatan akan dimulai pada 24 Juli.
Arief memuji penggunaan frasa "Borobudur" dalam kegiatan tersebut. Pasalnya hal itu sekaligus mempromosikan destinasi Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang) yang sudah ditetapkan sebagai satu dari 10 Bali Baru dengan ikon Borobudur.
"Semakin kuat mengangkat branding Borobudur sebagai destinasi prioritas di Jateng-DIY, di panggung event international, akan semakin kuat brand value-nya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (18/7).
Arief menyebut bahwa pariwisata tidak berbatas. Artinya, pariwisata tidak mengenal batas-batas kewilayahan dan teritorial administratif. Pariwisata , kata dia, adalah kombinasi 3A yakni atraksi, akses, dan amenitas. "Karena itu tidak relevan sama sekali melihat Borobudur dan Prambanan itu berada di mana dan milik siapa," ujarnya.
Penyelenggaraan BIF juga menjadi wadah bagi seniman (dari dalam dan luar negeri) untuk menampilkan kreativitas terbaik mereka. Di saat bersamaan, kegiatan tersebut sebagai sarana mem-branding Candi Borobudur sebagai magnet utama destinasi Joglosemar dalam meningkatkan kunjungan wisman ke Jateng dan DI Yogyakarta. Penyelenggaraan tersebut diyakini juga mampu mendukung target kunjungan 15 juta wisman tahun ini dan 20 juta wisman pada 2019.
BIF 2017 melibatkan ratusan seniman dari berbagai daerah di Tanah Air, serta seniman mancanegara di antaranya dari Jepang, Cina, dan India. Para seniman akan tampil dengan karya terbaiknya mulai pagi hingga malam hari.
Arief mengapresiasi konsistensi BIF 2017 yang memasuki usia keempat ini. Pihaknya telah meluncurkan branding 10 destinasi diantaranya Joglosemar dengan menyematkan tagline Java Cultural Wonders. "Sub-brand destinasi pariwisata ini akan memperkuat positioning dari masterbrand Wonderful Indonesia,” kata pria asal Banyuwangi itu. Sub-brand sembilan destinasi lainnya yaitu Medan, Kepulauan Riau, Jakarta, Bandung, Banyuwangi, Bali, Lombok, Makassar, dan Wakatobi-Bunaken-Raja Ampat.
Arief berharap BIF 2017 berdampak pada ekonomi masyarakat. Ada pengaruh positif pada ekonomi masyarakat dan menumbuhkan partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata dan budaya. Dia optimistis, dalam tiga hari penyelenggaraan BIF 2017, tingkat hunian hotel akan meningkat. Begitu juga rumah tinggal dan penginapan akan kebanjiran tamu. "Penjual cinderamata, pemandu wisata, maupun pedagang akan sibuk melayani tamu,” kata Arief.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan Candi Borobudur adalah ikon sekaligus magnet kunjungan wisatawan tidak hanya di kawasan Joglosemar, tetapi juga Jateng, Indonesia dan dunia. Pasalnya Borobudur telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco.
Kemenpar sendiri juga menetapkan Candi Borobudur sebagai satu di antara 10 destinasi prioritas. "Berbagai ketetapan tersebut menunjukkan Borobudur memiliki potensi wisata kelas dunia sehingga layak didorong pengelolaannya demi kesejahteraan masyarakat,” kata Ganjar.
Penyelenggaraan BIF 2017, kata dia, bertujuan mempererat persahabatan antar bangsa melalui pariwisata dan budaya. Para seniman dari Cina, Jepang, dan India akan berkolaborasi menampilkan pertunjukan seni budaya dengan para seniman dari berbagai daerah di Tanan Air.
sumber : Kemenpar
Advertisement