REPUBLIKA.CO.ID,KUTAI KERTANEGARA -- Kegiatan budaya tanah air yang dipadukan dengan penampilan grup kesenian dari mancanegara , Erau Adat Kutai dan 5th International Folk Arts Festival (EIFAF) akan kembali digelar 22-30 Juli 2017 di Tenggarong Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kukar Sri Wahyuni mengatakan, tema yang diambil tahun ini 'Melalui Erau Adat Kutai dan International Folk Arts Festival, kita junjung budaya daerah dalam pergaulan budaya antara bangsa guna meningkatkan pariwisata daerah dan nasional'.
"Kegiatan ini telah menjadi Kalender Event Pariwisata Nasional, kita selenggarakan setiap tahun pada pekan ketiga dan keempat bulan Juli adalah masa-masa puncak liburan wisatawan dalam dan luar negeri. Jadi kita pilih pekan terakhir bulan Juli. Begitu pula untuk tahun 2018 mendatang, EIFAF akan kita laksanakan pada pekan-pekan terakhir Juli," kata Sri.
Sri memaparkan, Erau Adat Kutai yang meraih penghargaaan Festival Budaya Terpopuler Anugerah Pesona Indonesia 2016 ini berasal dari bahasa Kutai 'Eroh'. Eroh berarti ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita. Suasana yang ramai riuh tersebut dalam arti banyaknya kegiatan kelompok orang yang punya hajat dan bermakna sakral, ritual, maupun hiburan.
Acara akan diawali dengan gelaran Kirab Budaya Internasional pada hari Sabtu (22/7). Pada Ahad (23/7) akan dilakukan upacara adat Mendirikan Ayu oleh pihak Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura sebagai tanda dimulainya Erau.
Kemudian usai upacara Mendirikan Ayu, imbuh Sri, acara akan dilanjutkan dengan kegiatan seremoni pembukaan EIFAF 2017 bertempat di Stadion Rondong Demang, Tenggarong. Sedangkan penutupan Erau atau EIFAF 2017 akan dilaksanakan pada hari Ahad (30/7) yang ditandai dengan upacara adat Mengulur Naga dan Belimbur," kata dia.
Yang tak kalah menarik adalah International Folk Arts Festival (EIFAF) yang melibatkan grup-grup kesenian rakyat mancanegara. EIFAF tercatat sebagai salah satu dari ratusan event International Folk Arts Festival di dunia dibawah bendera CIOFF dunia yang bermarkas di Paris, Prancis.
"Delegasi yang akan hadir berasal dari sembilan grup yaitu, Bulgaria, Slovakia, Polandia, Cina Taipei, Jepang, Korea Selatan, Thailand dan India, serta delegasi kesenian Negara-negara Afrika yang tergabung dalam Uni Afrika yang kehadirannya berkat kerjasama dengan Duta Besar Republik Seychelles untuk ASEAN. Total sekitar 200 wisatawan mancanegara hadir disini," kata dia.
Delegasi Kesenian Rakyat Mancanegara tersebut akan tampil satu panggung bersama kelompok-kelompok Kesenian Daerah Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Malang dan Kabupaten Sijunjung serta sekitar 93 grup kesenian daerah dan paguyuban Kutai.
"Di luar Keraton, Aktivitas lainnya untuk Upacara Erau Adat Kutai seperti Kirab Budaya Internasional, Panggung Seni, berbagai macam lomba tradisional. Erau Expo, Festival Kuliner dan Beseprah, tradisi makan bersama duduk bersila yang dilaksanakan di jalan utama sepanjang 1 km bersama masyarakat," kata dia.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan, sudah saatnya Kutai Kertanegara fokus pada brand. Menurutnya, Kutai Kertanegara memiliki potensi besar untuk pariwisata dengan keindahan alamnya.
"Sudah saatnya fokus pada brand, nama Krakatau yang mendunia dan kualitas di Indonesia. Festival ini adalah perhelatan budaya, karena itu tagline nature, culture, dan adventure tepat untuk pariwisata Kutai Kertanegara ," kata Esthy.
Beberapa destinasi wisata di Kutai Kartanegara yang akan ditonjolkan dalam Festival ini adalah Pulau Kumala, Jam Bentong, Masjid Jami'Adji Amir Hasanuddin, Hutan Pinus Samboja, Ladang Budaya Tenggarong
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, EIFAF 2017 ini merupakan fakta dan sebuah warisan yang harus terus dikembangkan.Ia juga meminta festival ini dapat bersaing secara nasional bahkan internasional. “Even EIFAF menjadi magnet yang kuat dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kukar yang tahun lalu sebanyak 1.450.748 orang, jadikan festival ini jendela dunia untuk mengenal Indonesia" kata Arief Yahya.