REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata, Arief Yahya menuturkan, berbagai capaian menggembirakan yang didapatkan beberapa waktu lalu adalah cambuk bagi industri pariwisata Indonesia untuk tancap gas bekerja lebih cepat lagi. Ia berkata, pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia lebih dari 20 persen dibanding tahun lalu. Hal ini menuturnya sebagai sebuah momentum dahsyah di saat negara-negara pesaing melambat.
"Persaingan ke depan adalah siapa yang cepat memakan yang lambat. Bukan yang besar mengalahkan yang kecil. Kalau para regulator masih lelet, maka daya saing negeri ini tidak akan sanggup berkompetisi di level global. Dari situlah kita harus memperbaiki diri, dengan membangun corporate culture, untuk mengubah kebiasaan lama yang buruk," kata Arief Yahya.
Ia mengakui, misi terbesarnya saat memimpin adalah membentuk sebuah perusahaan atau organisasi yang berkarakter dan memiliki daya saing global. "Corporate Culture menjadi pilar pembentuk karakter."
Sejalan dengan revolusi mental yang dicanangkan Presiden, Arief juga menetapkan sebuah corporate culture atau budaya kinerja untuk Kemenpar yang diberi nama WIN-Way atau Wonderful Indonesia Way!
"Jurus atau budaya kerja untuk memenangi kompetisi, yaitu dengan Solid, Speed, dan Smart (3S). Untuk memacu kinerja dari setiap unit perlu suatu cara agar semua unit bekerja dengan kapasitas maksimum (all out). Untuk itu, cara yang paling efektif adalah dengan melombakannya. Pada dasarnya setiap manusia tidak mau mengalah satu sama lain. Dan jika kita bisa mengarahkannya untuk hal-hal yang baik, sifat ini bisa membuat kita selalu memiliki semangat tinggi dalam memenangkan kompetisi," ucap dia memaparkan.
Karena itulah Arief meminta Prof Ahman Sya selaku Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan mengadakan program WIN Way Champions (WWC) sebagai tolok ukur peningkatan budaya kinerja di Kemenpar. WWC bertujuan untuk membangun karakter pemenang dengan budaya kerja (3S).
Perlu diketahui, semua perusahaan besar, punya budaya kerja yang menancap kuat di semua level. Korporasi raksasa dunia, General Electric (GE) ditangan John Francis Welch Jr melahirkan The GE Way. Tujuh prinsip yang dipegang teguh Jack Welch itu mengubah budaya lama, dan membangun budaya kerja baru.
"Saking pentingnya sebuah corporate culture, seorang pemimpin seperti Jack Welch sangat menanamkan spirit untuk menjadi yang nomor satu. Atau jika terpaksa menjadi nomor dua 'bolehlah'. Akan tetapi dia mempersilakan karyawan GE yang 'berhasil tetapi tidak menggunakan cara-cara GE (GE Way - values dan spirit GE)' untuk keluar dari GE. Saya juga menginginkan Kemenpar melakukan hal yang sama. Setiap 'bukit-bukit kemenangan' haruslah dicapai dengan cara-cara WIN Way," kata Menpar.
Menpar juga menegaskan agar sesama regulator itu harus kompak, bersatu, membangun Indonesia Incorporated. Jangan karena berbeda kepentingan, masing-masing pihak saling mengunci, saling memveto, saling bertengkar, yang membuat program tidak bisa running. Jangan juga ada konflik kepentingan di level regulator atau pemerintah.
"Speed, dimaksudkan agar program itu berjalan dengan cepat. Aturan-aturan yang njelimet harus disederhanakan agar bisa bergerak lebih cepat. Sementara Smart adalah cara bekerja yang cerdas. Yang terbaik adalah benchmark. Bandingkan diri kita, organisasi kita, dengan yang lain. Para pesaing, dan musuh atau rival kita sudah melakukan apa," ucap dia.
Melalui WIN Way, Menpar ingin setiap insan Kemenpar bermental pemenang, bukannya pecundang. Setiap insan Kemenpar harus mampu menciptakan 'bukit-bukit kemenangan' dan secara terus-menerus.
"Pada CEO Message kali ini, saya mengumumkan pemenang program pilot project WIN Way Champions Batch I yang telah kita selenggarakan akhir tahun kemarin dengan melalaui tahap implementasi selama empat bulan. "Saya ucapkan selamat kepada tim Asdep Pasar Asia Pasifik sebagai pemenang dengan skor tertinggi. Namun, kemenangan ini jangan membuat terlena, Karena masih akan ada kompetisi-kompetisi berikutnya. Seperti yang sudah saya singgung di awal, perlombaan ini akan kita adakan terus menerus dan langsung saya pantau perkembangannya melalui WAR Room."
Menpar meminta Riwud Mujirahayu sebagai Asdep Pengembangan SDM Aparatur untuk terus menggeber program ini agar memacu spirit berkompetisi antar unit kerja. Sehingga corporate culture 3S yang kita tetapkan bisa terinternalisasi dan semakin mandarah daging di kalangan insan Kemenpar.
"Mengakhiri CEO Message ini, saya mengingatkan penghargaan dengan kriteria yang jelas, proses penilaian yang kredibel, dan kompetisi yang ketat dari para pesertanya akan membuat penghargaan tersebut menjadi prestisius. Dan bagi yang mendapatkannya akan memperoleh kebanggaan serta rasa percaya diri yang besar untuk mencapai keberhasilan-keberhasilan. Salam Pesona Indonesia!"