Jumat 14 Jul 2017 10:20 WIB

SDM di Kemenpar Didorong Sebagai Agen Perubahan

Arief Yahya
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Arief Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kementrian Pariwisata kerap memberi pembekalan leaderhip bagi para pemimpin di linkungan Kementerian. Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan great spirit dan kunci sukses untuk menjadi pemimpin yang hebat. Transformasi SDM Kemenpar menggunakan pendekatan budaya organisasi Solid, Speed dan Smart (3S) yang dinamakan dengan Wonderful Indonesia Way (WIN Way).

“Pemimpin tidak pernah merasakan lelah sebelum berhasil mencapai mimpinya. Hanya energi yang besar dari seorang pemimpin yang dapat meng-”energize” seluruh pasukannya, If you empower people, you are also empowering yourself,” ucap Arief Yahya saat memberikan ceramah pada acara Penutupan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepemimpinan Tk.III & IV Tahun 2017, Kamis (13/7).

 

Pelatihan itu dihadiri pegawai yang telah dan akan menduduki jabatan Eselon III & IV. Jumlahnya 50 peserta. Semuanya berasal dari berbagai unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata. Arief Yahya pun menggambarkan bahwa persaingan ke depan adalah siapa yang cepat memakan yang lambat. Bukan yang besar mengalahkan yang kecil. Kalau para regulator masih lelet, maka daya saing negeri ini tidak akan sanggup berkompetisi di level global.

"Dari situlah kita harus memperbaiki diri, dengan membangun corporate culture, mengubah kebiasaan lama yang buruk," kata dia.

Solusinya, kata dia, dengan WIN-Way atau Wonderful Indonesia Way! Jurus atau budaya kerja untuk memenangi kompetisi. "Yakni dengan Solid, Speed, Smart, tiga S," kata Menpar.

Solid untuk menegaskan agar sesama regulator itu harus kompak, bersatu, membangun Indonesia Incorporated. Jangan karena berbeda kepentingan, masing-masing pihak saling mengunci, saling memveto, saling bertengkar, yang membuat program tidak bisa running. Jangan juga ada konflik kepentingan di level regulator atau pemerintah.

Speed, dimaksudkan agar program itu berjalan dengan cepat. Aturan-aturan yang njelimet harus disederhanakan agar bisa bergerak lebih cepat.

Sementara Smart adalah cara  bekerja yang cerdas. Yang terbaik adalah adalah benchmark. "Bandingkan diri Anda, organisasi Anda, dengan yang lain. Para pesaing, dan musuh atau rival Anda sudah bikin apa," ungkapnya.

Melalui WIN Way, diharapkan setiap insan Kemenpar bermental pemenang, bukannya pecundang. Setiap insan Kemenpar diharapkan mampu menciptakan 'bukit-bukit kemenangan' dan secara terus-menerus.

Seirama dengan Menpar Aref Yahya, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata Ahman Sya menjelaskan Diklat untuk para pemimpin ini bertujuan untuk membentuk karakter dan kompetensi pemimpin yang memiliki jiwa visioner. Karakter yang mampu melakukan koordinasi, kolaborasi, dan sinergi. Hal itu diperuntukan guna menghadapi berbagai tantangan issu strategis dalam organisasi.

 

Ahman sya mengatakan, diklat pemimpin ini dibagi menjadi dua dengan Metode Pembelajaran On Off Campuss. Bagi diklat untuk pimpinan tingkat III telah dilakukan selama 91 hari dari tanggal 5 Maret hingga 15 Juli. Sementara bagi pimpinan tingkat IV dilakukan selama 97 hari dari tanggal 12 Maret sd 15 Juli 2017.

 

"Para pemimpin di tingkat III dan IV selain menjadi agen perubahan juga sebagai upaya untuk memenangkan kompetisi dan mencapai target pariwisata nasional. Kementerian Pariwisata merasa perlu untuk menyiapkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) demi tercapainya target 20 juta wisatawan manca negara pada tahun 2019,” ucap Ahman Sya .

sumber : kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement