REPUBLIKA.CO.ID, BATAM - Hari Kamis (13/7) menjadi hari yang istimewa bagi maskapai Penerbangan Lion Air. Sebanyak 212 turis Cina mendarat di Bandara International Hang Nadim Batam. Kedatangan gelombang pertama wisman dari 1.700 orang yang direncanakan ke Batam itu disambut langsung Kepala Dinas Pariwisata Batam Pebrialin, Direktur Promosi dan Humas BP Batam, serta jajaran manajemen Bandara Hang Nadim.
"Ini penerbangan perdana, telah dipersiapkan selama 3 bulan, menggunakan pesawat Boeing 737-900ER JT 2733 kali perdana mengangkut 212 wisatawan asal Changsha Cina ke Batam dan mendarat tadi jam 04.45 WIB," kata Nico Giyansyah, Airport Manager Lion Batam, Kamis (13/7).
Nico menambahkan Pesawat mendarat lebih cepat dari jadwal semula karena seharusnya mendarat pukul 06.00 WIB. Sebelum mendarat di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, pesawat yang membawa wisatawan tersebut terbang langsung selama 4,5 jam dari Cina pada Kamis dini hari.
"Mereka disambut dengan Acara welcome dance dan kemudian pak Kadispar menyerahkan souvenir kepada Mr Song, kepala rombongan turis ini," lanjutnya.
Pembukaan rute ini merupakan kerjasama Lion Air dengan PT Eco Indo Travel, perusahaan perjalanan wisata di bawah naungan Jetwings Group yang baru saja resmi beroperasi di Batam bulan Mei lalu. " Selama bulan Juli ini, sudah dijadwalkan tiga penerbangan dari Cina ke Batam atau total enam penerbangan pulang pergi. Selanjutnya Agustus delapan penerbangan pulang pergi. Dan dengan kapasitas maksimal Boeing 737-900 sebanyak 212 penumpang akan kami maksimalkan," kata dia.
Selain kota Changsa, Lion Air juga telah dibuka pintu penerbangan langsung untuk secondary city di Cina seperti Wuhan, Macau, Shenzen, Chongqing, Wuhan, Shanghai. Keenam kota itu dianggap memiliki potensi pasarnya besar, jumlah penduduknya besar dan daya belinya besar.
Penambahan direct flight, khususnya dari Changsa ke Batam ini sangat menggembirakan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurut dia, strategi yang sangat tepat jika direct flight ke secondary city ini. Angka outbond turis Cina menembus lebih dari 120 juta per tahun.
“Jadi perlu ada pola perjalanan yang membuat mereka ringkas. Kalau mereka transit-transit kan agak repot, nurunin barang. Jadi mereka dibuat singkat,” kata Menpar Arief Yahya
Menpar mengakui, turis asal Cina menjadi target besar. Karena, negara ini memiliki sekitar 120 juta jiwa yang berpotensi menjadi wisatawan. Namun dari 120 juta turis Cina yang berwisata ke mancanegara hanya 1,2 juta yang ke Indonesia. Hanya sekitar 1 persen, masih ada 99 persen kemungkinan lagi.
Karena itu, lanjut dia, pemerintah menargetkan jumlah kunjungan pelancong Cina ke Indonesia sebanyak dua juta orang atau ada kenaikan 800 ribu. "Target kenaikan itu sudah realiatis. Selain memaksimalkan promosi, pihaknya berharap makin banyak penerbangan nonstop Cina-Indonesia baik penerbangan reguler maupun penerbangan tak berjadwal," ujar dia.