Kamis 13 Jul 2017 14:00 WIB

Jokowi Minta Promosi Wisata Sumba Dikelola Modern

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama ibu Negara Iriana Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kiri) dan Bupati Sumba Barat Daya Markus D Tallo (kedua kanan) berjalan menuju ke lokasi digelarnya Festival Tenun Ikat saat mengunjungi Pulau Sumba di Kota Waetabula Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Rabu (12/7).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama ibu Negara Iriana Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kiri) dan Bupati Sumba Barat Daya Markus D Tallo (kedua kanan) berjalan menuju ke lokasi digelarnya Festival Tenun Ikat saat mengunjungi Pulau Sumba di Kota Waetabula Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Rabu (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUMBA BARAT DAYA - Presiden Joko Widodo menikmati langsung keunikan budaya di Sumba Barat Daya saat menghadiri Parade Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Sumba 2017 di Lapangan Galatama, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (12/7). Presiden mengatakan, budaya merupakan ciri khas sebuah bangsa.

Budaya bila dikelola dengan baik akan menjadi keunggulan yang dimiliki Indonesia dibanding bangsa-bangsa lain, terutama di bidang pariwisata. "Inilah kebinekaan kita, Bhinneka Tunggal Ika yang harus kita jaga, karena sangat beragam," ujar Jokowi saat memberi sambutan di acara itu.

Jokowi meminta agar keunikan tersebut dapat dikelola dengan baik, dan kegiatan promosi dilakukan secara masif dan efektif guna menarik wisatawan. Presiden memuji keunikan yang ada di Pulau Sumba, seperti kuda Sandelwood yang setiap tahun dipakai untuk parade, dan tak jarang digunakan untuk mas kawin.

"Ini simbol kesatria," ucap dia.

Keunikan lainnya adalah budaya cium hidung. Saat tiba di bandara, Presiden dibisiki oleh Bupati Sumba Barat Daya tentang budaya tersebut. "Itu adalah simbol nafas kehidupan," ungkapnya.

Jokowi menyampaikan bahwa setiap suku dan daerah memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Karena itu, dia meminta Parade Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Sumba, harus dibuat secara berkelanjutan, sehingga tingkat kunjungan wisatawan tetap berlangsung meski tidak ada festival.

Dia berharap kegiatan tersebut dikelola secara modern dan dipublikasikan lebih gencar di media sosial. Atau mengundang para blogger datang ke Sumba, untuk membantu promosinya.

"Kalau perlu cari sutradara film, baik nasional maupun internasional yang mau produksi filmnya dengan latar belakang keindahan Sumba, supaya NTT makin terkenal di manca negara," ucap Jokowi.

Sebelum meninggalkan Lapangan Galatama, Jokowi menyaksikan atraksi budaya, parade kuda, proses tenun ikat, serta menyapa dan berswafoto dengan masyarakat. Bahkan, dengan mengenakan pakaian adat Sumba, suami Iriana sempat merasakan naik kuda Sandelwood.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memang sudah mempromosikan Sumba melalui berbagai event. Diantaranya, Parade 1001 Kuda, Festival Sandelwood, Festival Tenun Ikat Sumba dan lainnya. "Berbagai events itu juga sudah menjadi perbincangan seru di netizen, bahkan menjadi trending topic di media sosial," kata Arief Yahya.

sumber : kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement