REPUBLIKA.CO.ID, PARAPAT -- Infrastruktur di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba bakal dikebut. Hal ini disampaikan Menko Maritim Luhut Panjaitan pada Rakor Badan Otoritas Badan Pengelola Otoritas Pariwisata Danau Toba (BPOPDT) di Hotel Inna, Parapat, Sumatra Utara, Sabtu (8/7).
Namun, investasi yang akan dilakukan di wilayah KSPN tidak semuanya ditanggung pemerintah, tetapi dikerjasamakan antar institusi swasta atau dengan BUMN.
"Untuk para investor, bentuknya harus B2B (business to business)," ujar Menko Luhut di hadapan para pengusaha, BUMN, institusi pemerintah dan para pimpinan wilayah di sekitar Danau Toba.
Selain itu, dalam rapat yang dipimpin oleh Menkomar Luhut, yang bertindak sebagi Ketua Dewan Pengarah BPOPDT ini juga dibahas berbagai permasalahan di sekitar pembangunan kawasan wisata tersebut dan pemecahannya.
Dalam rapat ini, Menko Luhut menyimak pemaparan perkembangan pembangunan Bandara Silangit yang rencananya akan menerima penerbangan rute internasional. Menurut dia, penerbangan internasional ini perlu dibuka karena jumlah wisatawan yang meningkat.
"Kemarin saya dapat laporan turis yang datang ke pulau Samosir tahun 2016 mencapai lebih dari 260 ribu orang padahal infrastruktur belum semua terbangun, " ujar Luhut.
Luhut mendesak semua yang terlibat harus bekerjasama. Dalam rapat diungkapkan rencana untuk membangun perpanjangan landas pacu Bandara Silangit, koordinasi dengan pihak bea cukai dan kementerian penyelenggara karantina Bandara (Kementerian Pertanian, KKP dan Kementerian Kesehatan) serta kontraktor untuk menyesuaikan finalisasi desain bandara.
Pembangunan transportasi terpadu juga menjadi topik dalam rakor ini, perusahaan angkutan Damri akan mengoperasikan bus rute Bandara Silangit-Siantar, kereta api juga berencana membuka rute baru Lubuk Pakam-Siantar untuk menambah rute yang sudah ada Medan-Siantar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kesiapan pemerintah daerah dan para bupati dibutuhkan untuk menerima kunjungan wisatawan, khususnya di Danau Toba yang sudah menjadi salah satu destinasi prioritas.
"Pada tahun 2019 berharap bisa mendatangkan 20 juta wisatawan. Dari jumlah ini pasti ada yang berkunjung ke Danau Toba," ujar Arief Yahya.
Arief Yahya menambahkan, dirinya telah berkirim surat ke Menteri Perhubungan bulan Maret lalu untuk memperkuat aksebilitas ke Danau Toba yang merupakan salah satu program Prioritas dalam Proyek Strategis Nasional.
"Telah disiapkan lahan tambahan seluas 142 hektar. Ini bisa digunakan untuk memperpanjang landasan pacu, juga dibahas tentang Terminal, Karantina, Penerbangan Internasional ke atau dari Silangit, Penambahan Slot Penerbangan Domestik, Pembangunan Bandara Sibisa. Jadi, ini keberhasilan semua, tetap harus fokus dan kompak," kata Arief Yahya.