Kamis 22 Jun 2017 12:27 WIB

Ketika Mobil Kuno Jadi Saksi Perkembangan Wisata Bali

Wisatawan beraktivitas di Pantai Geger, Nusa Dua, Bali, Kamis (2/3).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Wisatawan beraktivitas di Pantai Geger, Nusa Dua, Bali, Kamis (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pariwisata memang yang bisa dipadukan dengan event apa saja. Olahraga misalnya, dipadukan dengan pariwisata menjadi sport tourism. Desa bertemu pariwisata menjadi desa wisata. Otomotif juga sama.

Saat dikombinasikan dengan pariwisata disebut oto tourism. Nah, kemeriahan oto tourism ini bisa disimak di Bali Classic Motor Show (BCMS) 2. Event  ini bisa disaksikan di parkiran Lotte Mart, Denpasar, Bali 14-23 Agustus 2017.

"Tahun ini kita akan mengangkat tema 'Tourism and Motoring.' Konsepnya memadukan kecintaan pada mobil kuno ke pariwisata karena bagaimanapun mobil-mobil kuno jadi saksi perkembangan pariwisata di Bali," kata ketua panitia penyelenggara BMCS 2, Gde Agus Mahendra Pendit, Rabu (21/6).

Menurut Agus, animo wisatawan cukup tinggi untuk mengunjungi BMCS. Selain karena keunikannya, mobil klasik memang punya pasar tersendiri di dunia pariwisata Bali. Sehingga tidak salah jika ajang BMCS kini secara permanen masuk dalam kalender pariwisata Provinsi Bali untuk jangka waktu lima tahun ke depan.

"Ajang BMCS sudah masuk kalender resmi pariwisata. Jadi tiap tahun selama lima tahun ke depan dalam kalender pariwisata sudah ada agenda pameran mobil klasik di Bali tiap tanggal 14-23 Agustus," kata Agus.

Agus mengungkapkan, karena disinergikan dengan pariwisata, maka konsep pameran tahun ini juga ikut disesuaikan dari sisi penataan ruang. Both-both masing-masing mobil yang dipamerkan akan ditata dengan konsep pariwisata. Misalnya konsep pantai, gunung atau desa adat.

Panitia penyelenggara telah melakukan seleksi secara ketat terhadap peserta pameran. Jika tahun 2016 diikuti 110 mobil dan 54 sepeda motor klasik, maka tahun 2017 dibatasi masing-masing 50. Hal ini untuk menjaga kualitas pameran. Panitia juga membatasi usia kendaraan maksimal keluaran tahun 1970.

Untuk BMCS akan menampilkan kendaraan prewar yaitu kendaraan keluaran tahun 1908, tahun 1920-an sampai keluaran 1940-an. Juga ditambahkan kendaraan keluaran pasca perang yang diproduksi antara tahun 1950 sampai dengan 1970.

"Panitianya melakukan seleksi ketat mulai dari usia, keaslian spare part sampai nilai sejarahnya juga," tukas Agus.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi panitia BCMS yang memanfaatkan pariwisata dalam pameran mobil klasik. Dirinya sepakat bahwa pameran mobil klasik turut menggerakkan wisatawan nusantara (wisnus) dan mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman).

"Komunitas otomotif selama ini turut andil dalam menggerakkan sector pariwisata. Mereka kerap kali melakukan touring ke destinasi-destinasi wisata. Pameran otomotif juga kerap mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara," kata Menpar.

Arief Yahya menjelaskan, konsep ekowisata yang mengandung unsur adventure jumlahnya cukup banyak di Indonesia. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi penghobi wisata otomotif. Destinasi ekowisata menjadi alternatif bagi penghobi otomotif sebagai lokasi touring.

"Banyak destinasi wisata sengaja infrastrukturnya kami jaga apa adanya, ada yang jalannya tetap tanah di tengah hutan karena memang kami ingin menjaga konsep adventure. Inilah yang dilirik oleh penghobi wisata adventure otomotif," kata Menpar Arief Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement