REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Hotel bintang empat eL Royale Hotel & Resort akan melakukan soft launching. Kehadiran hotel tersebut diharapkan akan semakin memperkuat amenitas pariwisata Banyuwangi.
Rencananya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang akan hadir untuk menandatangani prasasti peresmiannya. "Silakan dikembangkan amenitas di Banyuwangi. Banyuwangi sangat kuat membangun pariwisata sebagai backbone ekonomi daerahnya,” kata Arief Yahya, Ahad (18/6) lalu.
Arief Yahya mengatakan, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi sangat pesat. Itu kemudian membuat banyak pihak berminat untuk berinvestasi. Pariwisatanya juga semakin terlihat "seksi" dengan adanya G-Land, Blue Fire, wisata underwater Bangsring. Hal tersebut membuat wisata Banyuwangi kian familiar di telinga wisatawan.
"Banyuwangi kini telah menjadi satu di antara tujuan wisatawa utama. Kebutuhan akan kamar hotel terus meningkat. Seperti di masa liburan akhir tahun 2016 lalu, Banyuwangi mengalami lonjakan wisatawan yang luar biasa. Okupansi hotel-hotel di Banyuwangi mencapai seratus persen. Bahkan banyak wisatawan yang tidak kebagian kamar hotel," kata Arief Yahya.
Menteri yang juga berasal dari Banyuwangi ini menjelaskan, kebutuhan investasi bidang pariwisata sampai tahun 2019 yaitu 120 ribu kamar hotel, 15 ribu restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, dan infrastruktur pariwisata lainnya. Untuk itu ia menyambut baik dukungan swasta dalam penyediaan amenitas pariwisata. Kehadiran eL Royale Hotel & Resort di Banyuwangi, menurutnya akan sangat mendukung penyediaan akomodasi pariwisata.
General Manager Iwan Sumantri menambahkan, eL Royale Hotel & Resort nantinya akan hadir di Jalan Raya Banyuwangi-Jember KM 7, Dadapan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Saat soft opening nanti, eL Royale Hotel & Resort menyediakan 108 kamar dan enam vila. EL Royal Hotel and Resort juga memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti kolam renang untuk dewasa dan anak, spa, gym serta ballroom dan meeting room.
"Sedangkan mulai tahun depan bertambah lagi menjadi 152 kamar, satu ballroom berkapasitas seribu orang, dan enam meeting room yang masing-masing berkapasitas 700 orang," ujar Iwan Sumantri.
Desainnya? Dijamin elegan. Nuansa Banyuwangi akan langsung terasa. Lobi hotel dibuat mirip Pendapa Sabha Swagatha Banyuwangi yang memiliki empat pilar utama. Keramik lantai dipesan khusus bermotif gajah uling, motif khas milik Banyuwangi.
Sementara, atap hotel mengadopsi atap rumah Suku Using, suku asli Banyuwangi. Di depan hotel akan dibangun patung gandrung. Ruang-ruang yang ada di hotel, diberi nama yang identik dengan Banyuwangi.
"Seperti Ijen Restaurant, Using Room, gandrung lounge, dan lainnya. Pintu gerbang juga menggambarkan gerbang Majapahit, karena Kerajaan Blambangan juga berkaitan dengan Kerajaan Majapahit," kata Iwan Sumantri.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ikut mengamini. Dia mengatakan, berdirinya eL Royal Hotel and Resort ini agar bisa mengimbangi kebutuhan penginapan bagi pengunjung yang datang ke Banyuwangi. Terutama setelah banyak penerbangan dari Jakarta terbang ke Banyuwangi langsung.
“Hotel ini dimaksudkan untuk mengimbangi, antara atraksi, akses dan amenitas. Ketika dua penerbangan bertambah di bulan Juni, maka Amenitasnya juga harus menyesuaikan diri. Harus bertambah,” Kata Bupati Anas.
Dia pun mengaku puas dengan suasana Banyuwangi di sana. Begitu tamu masuk, langsung disambut musik gandrung, lalu masuk lebih dalam lagi suasananya seperti alam Ijen.
"Ini menjadi kampanye kebudayaan Banyuwangi. Ternyata bangunan yang mengakomodir kekayaan budaya Banyuwangi bisa hebat meskipun tak harus dalam bentuk gedung-gedung bertingkat di kota besar," ujar dia.