REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistem Coca-Cola meluncurkan lini produksi terbarunya di Indonesia yang dinamakan botol Affordable Small Sparkling Package (ASSP). Pengembangan teknologi yang bekerja sama dengan KHS GmbH, Jerman, memungkinkan Coca-Cola memproduksi botol plastik yang lebih ringan dan merupakan jenis pertama di Indonesia. Teknologi ini mengurangi penggunaan plastik hingga lebih dari 40 persen atau lebih dari 800 ton per tahunnya di Indonesia.
“Kami secara aktif bekerja di seluruh bagian sistem Coca-Cola untuk menciptakan solusi yang bertujuan untuk mencegah pembuatan limbah yang berlebih, yang disebabkan oleh kemasan produk kami,” ujar Public Affairs & Communications Director Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (14/6).
Triyono menjelaskan, Coca-Cola berupaya mendorong baats teknologi sehingga dapat mengurangi jumlah plastik yang digunakan untuk kemasan. Tujuannya adalah mencegah terciptanya limbah yang berlebihan namun tetap memberikan produk-produk berkualitas tinggi dan aman.
“Bagi kami, pencegahan limbah bukan sekedar mengurangi bahan-bahan kemasan. Kami juga ingin focus bagaimana mengoptimalkan efisiensi kemasan, meningkatkan penggunaan bahan-bahan terkini, mengumpulkan kembali kemasan untuk digunakan kembali, dan meningkatkan penggunaan bahan daur ulang," kata Triyono.
Lini produksi senilai 30 juta dolar AS di pabrik Cikedokan, Jawa Barat, merupakan salah satu upaya Coca-Cola untuk memberi nilai tambah kepada lingkungan alam, sekaligus kepada keberlanjutan bisnis. Coca-Cola merupakan perusahaan pertama yang menggunakan teknologi ASSP untuk minuman soda berkarbonasi dan akan memproduksi botol plastik berkualitas tinggi, serta lebih ringan. Teknologi ini juga merupakan jenis pertama di ASEAN.
Indonesia merupakan pasar kedua di dunia, setelah India, di mana Coca-Cola memperkenalkan teknologi ASSP. Pabrik Cikedokan dibangun di atas lahan seluas 10 hektare dan memiliki kapasitas untuk memproduksi 188 ribu botol per jam.