Sabtu 10 Jun 2017 00:30 WIB

KEK Tanjung Kelayang Bakal Jadi Andalan Pariwisata Indonesia

Rep: Intan Pratiwi / Red: Satria K Yudha
Tanjung Kelayang. Ilustrasi
Foto: Google
Tanjung Kelayang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsorsium Belitung Maritime Silk Road (BMSR) selaku pengelola dan investor Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, Belitung, berkomitmen membantu pemerintah memajukan sektor pariwisata. KEK Tanjung Kelayang diyakini dapat menjadi tumpuan Indonesia dalam menarik wisatawan mancanegara. 

Koordinator Konsorsium BMSR Adek Julianwar mengatakan, pihaknya sudah menandatangani kesepakatan dengan tiga investor asing untuk mengembangkan KEK Tanjung Kelayang. Ketiga investor tersebut adalah International, Accor Asia Pasific Corp, dan China Harbour. "Ketiga investor telah menandatangani kesepakatan pada 7 Juni lalu," kata Adek, Jumat (9/6). 

Dia menjelaskan, Marriot International akan membangun hotel Sheraton dengan 180 kamar. Nilai investasinya diperkirakan Rp 418 miliar. Sedangkan Accor Asia bakal membangun Sofitel dengan 120 kamar. Nilai investasinya sekitar Rp 400 miliar.  Adapun dengan China Harbour untuk menjajaki bagian mana dari proyek KEK yang diminati untuk dilakukan kerja sama. 

Menurutnya, keberadaan Sheraton dan Sofitel menjadi bukti bahwa pengelola hotel kelas dunia mau beroperasi di Belitung. Bagi dia, ini menjadi titik cerah sektor pariwisata Belitung di masa depan. 

"KEK Tanjung Kelayang akan menjadi pendorong Belitung sebagai salah satu destinasi international terkemuka di Indonesia, bahkan suatu saat nanti di dunia," katanya.

Pengembangan KEK Tanjung Kelayang secara menyeluruh membutuhkan biaya sebesar 1 miliar dolar AS dan akan diselesaikan bertahap antara 10-20 tahun seiring dengan antisipasi proyeksi kehadiran turis mencanegara ke Indonesia, khususnya ke Belitung.

Adek mengatakan, BMSR juga sedang melakukan penjajakan ke beberapa negara yang mempunyai prospek mendatangkan turis mancanegara ke Indonesia, antara lain China, Jepang dan Singapura. "Dalam waktu dekat mudah-mudahan pihak Jepang dan Singapura juga menyatakan minatnya," kata dia. 

Adek menjelaskan, BMSR dalam pengembangan KEK mengacu kepada program pemerintah untuk menjadikan pariwisata sebagai penghasil devisa negara paling besar di tahun 2020. Pariwisata harus digenjot karena memiki efek berganda terhadap perekonomian. 

"Pariwisata juga memberikan pemerataan kesempatan kerja yang pada gilirannya nanti mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat," ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement