REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengajak anak-anak muda untuk berbisnis di sektor pariwisata. Pariwisata dinilai memiliki pangsa pasar yang besar apalagi di tengah gencarnya Pemerintah Indonesia.
"Pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar untuk Indonesia. Bisnis pariwisata memang keuntungannya kecil tapi anak-anak muda bisa ikut kembangkan," kata Arief saat memberikan kajian motivasi dalam kegiatan Inspirasi Ramadhan yang digelar di Masjid Salman ITB, Jumat (9/6).
Menurutnya, bisnis pariwisata memang keuntungannya sedikit demi sedikit. Namun jika dikombinasikan dan dikembangkan dengan baik maka hasil luar biasa yang didapat.
Arief menyebutkan pariwisata itu tingkat keuntungannya 10-15 persen keuntungannya. Tapi sebuah bisnis ada operasional return dan non-operational return yang disebut capital game.
Jadi, ia menjelaskan bisnis sektor pariwisata lebih banyak pada keuntungan non-operasionalnya. Itu yang cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik apalagi dikombinasikan dengan ide-ide kreatif anak muda.
"Contohnya anggap Anda punya 100 hektare, 10 hektare untuk pariwisata, keuntungan dari 90 persen tanah yang tidak kita bangun ini lah yang disebuy non operasional. Itu yang bisa dimanfaatkan menjadi keuntungan berkali-kali lipat," ujarnya.
Bisnis pariwisata pun disebutnya bermacam-macam. Melihat potensi yang ada di wilayah sekitarnya masing-masing. Di mana ada tiga industri pariwisata yang menjadi potensi Indonesia yakni budaya, alam, dan industri kreatif.
Ia pun mengajak anak-anak muda dan mahasiswa bisa mengkombinasikan ilmunya dengan potensi pariwisata yang di sekelilingnya. Seperti Jawa Barat terkenal dengan industri kreatif dan potensi alamnya. "Yang bisa rekan-rekan lakukan kalau disini ada anak arsitek dan sipil kombinasikan pariwisata dan properti. Itu yang paling menguntungkan," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menpar juga memaparkan prestasi-prestasi pariwisata Indonesia yang telah diraih. Berbagai penghargaan yang didapatkan menunjukkan pariwisata Indonesia tengah dilirik masyarakat dunia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika