REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Di AS, film Wonder Woman yang dibintangi oleh aktris asal Israel, Gal Gadot, berhasil masuk daftar box office. Namun berbanding terbalik, di sebagian negara film ini justru tidak mendapat sambutan hangat. Hal ini ditengarai karena Gadot mewarisi darah keturunan Israel.
Lebanon menjadi negara pertama yang melarang masuknya Wonder Woman pada pekan lalu. Baru-baru ini The Jerusalem Post mengabarkan film Wonder Woman juga dihapuskan dari festival film di Aljazair.
Tidak hanya itu, Tunisia juga menolak penayangan film tersebut. Sementara itu, situs berita Israel YNet melaporkan pada Senin lalu bahwa Yordania masih mempertimbangkan apakah Wonder Woman akan ditayangkan atau tidak.
Kontroversi pemutaran film Wonder Woman bermula dari kritikan terhadap Gadot. Gadot diketahui pernah menjadi tentara pertahanan Israel. Setiap warga negara Israel yang telah mencapai usia 18 wajib untuk mengikuti wajib militer ini. Atas aksinya di Gaza, Gadot pun menerima pujian dari militer Israel yang sempat diunggah melalui Facebook pada 2014 lalu.
Menurut The Jerusalem Post, sebuah asosiasi pengacara Tunisia menyebut Gadot sebagai zionis. Wonder Woman bahkan telah dihapus dari situs penjualan tiket film Tunisia, tiklik.tn.
Sedangkan di Aljazair, Wonder Woman batal masuk festival film Nuits du Cinema setelah sebuah petisi mengimbau penolakan film tersebut. Dikutip Fox News, panitia penyelenggara festival film mengatakan film Wonder Woman ditarik karena adanya sejumlah isu yang dikaitkan kepada film tersebut. Jika isu sudah diselesaikan penyelenggara akan memasukkan kembali film tersebut.
Petisi penolakan film Wonder Woman yang diberi judul 'Tidak! Tidak di Aljazair' ini muncul setelah Lebanon melarang masuknya film tersebut. Penolakan di Libanon terjadi pada 31 Mei, beberapa jam sebelum film tersebut tayang di pemutaran perdana. Sedangkan bioskop-bioskop di Beirut tidak menayangkan Wonder Woman karena mengikuti aturan pemboikotan produk-produk Israel.