REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diboikotnya maskapai Qatar Airways oleh beberapa negara di Timur Tengah, langsung dihitung oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Tim Crisis Center Kemenpar pun terus memantau perkembangan demi perkembangan, lalu mencari solusi terbaik untuk menjaga agar wisman yang datang dari Timur Tengah, khususnya via Doha, tidak sampai goyah.
Arief Yahya memprediksi dampaknya sangat serius bagi wisman yang akan berkunjung ke Indonesia. Seperti diketahui, Qatar Airways adalah maskapai full service terbaik, yang banyak membawa wisman termasuk yang berasal dari Eropa ke Indonesia. “Karena itu, kami terus menghitung segala kemungkinan yang terjadi,” ujar dia.
Arief mengatakan ada kemungkinan 100 ribu penumpang jumlah pesawat yang hilang. Sebanyak 70 persennya merupakan wisatawan mancanegara (wisman).
"Impact-nya katakanlah setahun ini 7 bulan (pemboikotan) sekitar 50 ribu wisman (akan hilang), karena Qatar Airways diboikot. Maskapai ini tidak bisa terbang ke mana-mana," ujar Arief Yahya, di kompleks Istana Negara, Selasa (6/6).
Angka tersebut, kata Arief, merupakan wisman yang biasanya menggunakan jasa penerbangan maskapai milik Qatar Airways itu. Terutama dari negara-negara yang memberlakukan pemboikotan. Lantas apa solusinya?
Tak Cabut Lisensi, Menhub Alihkan Penumpang Qatar Airways
"Akan kami pindahkan, yang tadinya naik Qatar, dipindah ke Emirates dan Etihad," kata dia.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengalihkan lisensi penerbangan milik Qatar kepada Emirates maupun Etihad. Termasuk maskapai negara lain di Timur Tengah.
"Saya sudah minta ke kemenhub nanti untuk memindahkan itu. Apa boleh buat, wong nggak bisa terbang? Kalau enggak, kita rugi 100 ribu. Itu angka yang besar sekali. Kami juga kehilangan opportunity, yang seharusnya mulai bulan ini Qatar dan Emirates mau menambah jumlah pesawat yang terbang ke Indonesia," kata mantan dirut Telkom itu.
Begitu krisis di Qatar, Menpar Arief Yahya langsung berkoordinasi dengan Menhub Budi Karya Sumadi. "Kita harus memberikan substitusi bagi pergerakan masyarakat sebagai customers pengguna jasa penerbangan. Kita sudah bisa menyelesaikannya,” kata Menhub Budi Karya.
Menurut BKS, sapaan Menhub Budi Karya itu, beberapa yang dari Jakarta untuk tujuan umrah, sudah ditampung oleh Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines. Sebaliknya, yang dari Saudi ke Indonesia, dilayani oleh Garuda Indonesia, Saudi Airlines dan Turki Air.