Senin 05 Jun 2017 14:12 WIB

Rasakan Sensasi Shalat Tarawih Masjidil Haram di Lombok

Umat muslim mendengarkan ceramah di Masjid komplek Islamic Center Mataram, Lombok, NTB. (ilustrasi)
Foto: Republika/Musiron
Umat muslim mendengarkan ceramah di Masjid komplek Islamic Center Mataram, Lombok, NTB. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Ingin merasakan shalat Tarawih serasa di Masjidil Haram? Tak perlu jauh-jauh ke Makkah, Arab Saudi. Di Masjid Islamic Center Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pengunjung bisa merasakan nuansa Sholat layaknya Masjidil Haram.

Selama Ramadhan, ada empat imam besar dari Masjidil Haram, Lebanon, Jordan, Maroko, dan Mesir yang diundang menjadi imam Shalat Tarawih di sana. Lantunan ayat-ayat suci Alquran merdu dengan lafal dan intonasi dari para imam besar ini membuat suasana Shalat Tarawih seperti di Timur Tengah.

Hal ini sambut baik warga. Warga dari Kota Mataram, Lombok Utara Lombok Tengah bahkan Lombok Timur langsung datang berbondong-bondong ke Islamic Center. Bahkan di tengah guyuran hujan lebat di tiga hari pertama Ramadhan sekalipun, Islamic Center Lombok tetap ramai.

“Luar biasa! Salam Pesona Ramadan,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya menanggapi hal tersebut.

Di minggu pertama, Shalat diimami oleh Syeikh Ezzat Sayit. Ia merupakan imam besar dari Mesir. Usianya masih sangat muda baru 32 tahun. Meski masih muda,  kemampuannya dalam bidang agama khususnya tentang kajian Alquran jangan diragukan. Ia pun mengapresiasi kegiatan Pesona Ramadhan di Lombok.

“Saat diundang ke Uzbekistan, Istambul, Perancis, Inggris, dan lainnya, saya hanya mengimami Shalat Tarawih. Namun, Pesona Khazanah Ramadhan di NTB ini beda. Selain tarawih ada berbagai macam kegiatan dan festival ramadhan. Ini sangat bagus dan patut dicontoh oleh negara-negara lain," ujar Syekh Ezzat, Sabtu (3/6).

Setelah Syekh Ezzat, ada Syeikh Moad Duaoik dari Maroko yang melanjutkan tongkat estafet wisata religi di Lombok. Pada dua minggu berikutnya, ada Prof. Dr Syeikh Khalid Barakat dari Lebanon dan Syeikh Ahmad Jalal Abdullah Yahya dari Yordania yang siap memimpin Shalat Tarawih.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Lalu Moh. Faozal mengatakan, Lombok dirancang menjadi pusat aktivitas wisata Ramadhan yang unik dan kaya nilai. "Intinya kami ingin menarik kunjungan wisatawan Muslim untuk berwisata sambil beribadah selama Ramadhan,” ujarnya.

Selain mendatangkan empat imam besar, Dinas Pariwisata NTB juga akan menggelar kegiatan khas ramadhan lainnya. Seperti, pameran, bazar, lomba fotografi, bedah buku, kerajinan tangan, table top Islami, dan pameran seni budaya Islam.

Tidak itu saja, Festival Khazanah Ramadan ini juga akan diramaikan dengan pelepasan seribu lampion sebagai simbol daerah seribu masjid. Rencananya, pelepasan seribu lampion ini akan dilakukan di malam takbiran. Tidak sampai disitu, Faozal juga mengaku akan mendatangkan kembali para qori’dan qoriah terbaik yang pernah tampil di panggung MTQ 26 di Islamic Center tahun lalu. ‘’Semua even ini akan dipusatkan di Islamic Center,’’ ujar Faozal.

Lukito Joko salah seorang team leader Generasi Pesona Indonesisa (GenPI) Lombok, yang bertugas di Media Center menambahkan, dua imam besar yang telah hadir, Syeikh  Ezzat Sayit dan Syeikh Moad Duaoik bahkan menyempatkan diri mengunjungi media center. Mereka bahkan sempat berfoto di replika piala World Halal tourism Award. “Ini benar-benar kebanggaan besar bagi Lombok," katanya.

Dari paparannya, media center juga menjadi Tourist Information Center sehingga tak pernah sepi didatangi jamaah dan wisatawan. Tidak hanya wisatawan domestik, kunjungan juga datang dari wisatawan asal Yaman, Malaysia, Amerika Serikat serta Inggris.

“Rata rata mereka mencari informasi tentang kegiatan dan destinasi. Kami meyediakan guide book, majalah bahkan peta destinasi wisata yang kami berikan secara free kepada pengunjung. Yang ingin berwisata sekalian beribadah, silakan ke Lombok. Pesona Khazanah Ramadan akan terus berlangsung hingga 24 Juni 2017,” ujar Joko.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement