Ahad 04 Jun 2017 08:44 WIB

Ramadhan Tingkatkan Pengeluaran Masyarakat 30 Persen

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Penjaja kurma menawarkan dagangannya. Selama Ramadhan pengeluaran masyarakat tercatat naik 30 persen. Pengeluaran tinggi salah satunya untuk makanan.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Penjaja kurma menawarkan dagangannya. Selama Ramadhan pengeluaran masyarakat tercatat naik 30 persen. Pengeluaran tinggi salah satunya untuk makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat Ramadhan, tak dapat dipungkiri lagi masyarakat menjadi lebih konsumtif dibanding bulan-bulan sebelumnya. Ada saja yang dibelinya, mulai dari takjil, kebutuhkan pokok rumah tangga, bahkan baju lebaran juga sepatu. Apakah Anda termasuk diantaranya?

Fakta ini pun terungkap dari sebuah penelitian yang dilakukan ShopBack, platform penyedia cashback belanja online. Vice President Marketing ShopBack Indonesia, Inge Kosasih menjelaskan penelitian yang dilakukan kepada 300 responden yang tersebar di lima kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya dan Makassar, menunjukkan bahwa Ramadhan merupakan bulan paling tinggi untuk traffic belanja daring dan pengeluaran. Bahkan melebihi Natal dan tahun baru.

“Peningkatan mencapai 28 persen untuk pencarian dan untuk pengeluaran naik 30 persen,” jelas Inge dalam acara Limited Media Discussion : Bijak dan Hemat Berbelanja Online Jelang Hari Raya bersama ShopBack, di Jakarta belum lama ini.

Penelitian yang menyasar responden usia 18 sampai 45 tahun pada bulan Mei 2017 ini juga menunjukkan sebanyak 78,3 persen responden menyatakan akan menambah jumlah pengeluaran guna mencukupi kebutuhan mereka selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Sisanya 21,7 persen mengaku tidak berencana untuk menambah pengeluaran selama Ramadhan tahun ini.

Inge menjelaskan sebanyak 40 persen responden mengaku akan menambah sebanyak 26 sampai 50 persen pengeluaran di bulan ini, 34,2 persen mengaku akan menambah pengeluaran sekitar 5 sampai 25 persen, 11,8 persen mengaku akan menambah dua kali lipar dari biasanya, dan 7,9 persen mengaku akan menambah 51 sampai 75 persen, sisanya 3,9 persen akan menambah lebih dari tiga kali lipat dan 1,3 persen responden akan menambah tiga kali lipat dari biasanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement