Jumat 02 Jun 2017 14:00 WIB

Hari Lahir Pancasila Angkat Pariwisata Ende

Warga berswafoto di Taman Perenungan Bung Karno  di Kota Ende, NTT, Kamis (1/6). Taman tersebut merupakan taman dimana Bung Karno merenungkan butir-butir Pancasila saat diasingkan oleh kolonial Belanda pada tahun 1934-1938
Foto: Kornelis Kaha/Antara
Warga berswafoto di Taman Perenungan Bung Karno di Kota Ende, NTT, Kamis (1/6). Taman tersebut merupakan taman dimana Bung Karno merenungkan butir-butir Pancasila saat diasingkan oleh kolonial Belanda pada tahun 1934-1938

REPUBLIKA.CO.ID, ENDE -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali mengangkat sejarah, budaya dan destinasi unggulan di manapun di tanah air. Momen Hari Lahir Pancasila digunakan untuk mengangkat pariwisata Kabupaten Ende. Momentum Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 2017 ini tetap dirayakan di Ende, Flores, NTT dengan Pesona Parade Kebangsaan.

Kabupaten Ende menjadi saksi kehidupan Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Kentalnya nilai sejarah yang dialami Bapak Plokamator yang lahir pada 6 Juni 1901 dengan daerah ini diabadikan melalui event tahunan Parade Pesona Kebangsaan 2017 untuk napak tilas sejarah Bung Karno di Ende.

"Kejayaan Pancasila itu harus dibangun melalui sukses di level dunia. Kita ini bangsa pemenang, dan pariwisata membuktikan menang di 22 negara dan 46 nomor yang dikalibrasi dengan global standart sejak 2016," kata Menteri Arief Yahya.

Arief hadir 2015 lalu untuk mengikuti prosesi dan rangkaian perhelatan "Pesona Parade Kebangsaan" itu. Tahun ini Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Wisata Budaya Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar Wawan Gunawan yang mewakili Menpar di  pesta budaya hingga upacara peringatan 1 Juni 2017 di Lapangan Pancasila, Ende, Flores NTT. Upacara yang digelar dengan khidmat itu dipimpin langsung Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.

Esthy mengatakan, Parade Pesona Kebangsaan menjadi atraksi utama dan geliat pariwisata di Flores. Menjadi brand dan citra khusus Ende, dibandingkan dengan kota lain di Indonesia. Parade Pesona Kebangsaan juga melengkapi daya tarik alam yang telah melegenda di Kabupaten Ende, seperti Danau Kelimutu, desa-desa adat serta alam tropis Flores. "Daya tarik ini hendaknya disadari penuh dan dikemas secara profesional dengan standar global," ujarnya.

Sebuah perahu melintas dengan latar belakang pemandangan Gunung Meja dan Gunung Ia di perairan Pantai Ndao, Ende. (Antara/Nyoman Budhiana)

Esthi berharap penyelenggaraan Parade Pesona Kebangsaan dapat diselengarakan secara berkelanjutan serta dikelola dengan lebih kreatif dan tentunya melibatkan partisipasi warga yang akhirnya dapat menjadi perayaan tahunan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat Ende dan Indonesia secara keseluruhan.

Pemerintah akan terus mendukung, terutama melalui tiga langkah prioritas. Yakni digitalisasi pemasaran, pembangunan homestay desa wisata dan aksesibilitas bandara, yang juga hendaknya menjadi panduan bagi pemda, swasta dan masyarakat.

Parade pesona kebangsaan

Parade Kapal juga berjalan sangat meriah. Betapa tidak, Satu kapal besar milik TNI Angkatan Laut bersandar di Dermaga Ende yang mengangkut berbagai suku dan agama sambil memekikkan #JayalahPancasila. Dengan iringan lagu Garuda Pancasila branding nasional milik Kemenpar #PesonaIndonesia bertebaran dan berkibar di puluhan kapal peserta lomba yang juga bagian dari rangkaian Parade Pesona Kebangsaan 2017.

Setelah penampilan para seniman dan Wayang Ajen di Puncak Danau Tiga Warna Kelimutu pada Rabu (31/5) pagi, acara berlanjut ke kegiatan parade seni dan budaya pada malam harinya di Lapangan Pancasila di pusat wilayah Kabupaten Ende.

Acara berlanjut ke Taman Inspirasi yang letaknya bersebelahan dengan Lapangan Pancasila. Di taman inilah dahulu, saat Soekarno diasingkan oleh Belanda ke Ende, tercetus pemikiran Pancasila yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia.

Butir-butir Pancasila, oleh Soekarno, terinspirasi dari kehidupan masyarakat Ende yang majemuk namun dapat hidup berdampingan dengan damai. Acara malam renungan Bung Karno berlangsung khidmat. Dimulai dengan mengheningkan cipta, pembacaan doa, doa bersama, pembacaan beberapa kutipan ujaran atau kata mutiara Bung Karno, dan penyalaan lilin api secara bersama-sama, yang dimulai dari api yang satu dengan saling berbagi.

Tidak hanya soal Bung Karno, di Ende, destinasi wisatanya sangat banyak dan beragam. Selain Taman Renungan Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno, Pesona Ende memiliki Kampung Adat Wolotopo, Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna), Museum Tenun Ikat, Pantai Ria atau Pantai Ende, Kampung Adat Jopu, Pasar Tradisional Ende, Pantai Batu Biru, Air Terjun Murondao dan Museum Bahari Ende.

sumber : kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement