Selasa 30 May 2017 15:48 WIB

Bali Gelar Anugerah Desa Wisata Award 2017

Pariwisata di Bali (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supri
Pariwisata di Bali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Pemerintah Provinsi Bali memberikan penganugerahan Desa Wisata Awards kepada 29 desa se-Bali di Taman Nusa, Gianyar, Bali, Jumat (26/5) lalu. Desa wisata yang diberi katagori perak dan perunggu ini akan terus dibina dalam memajukan wisata di desanya.

Program ini terkait dengan apa yang menjadi rekomendasi Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata II/2017 yang dilangsungkan di Hotel Bidakara, 18-19 Mei 2017 lalu. Bahwa Homestay Desa Wisata akan terus dikembangkan Kemenpar untuk mengejar target amenitas agar mampu didatangi 20 juta wistawan mancanegara di 2019. Bahkan tahun 2017 ini Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan 20 ribu homestay.

Ketua Panitia Anugerah Desa Wisata, Made Mendra Astawa, mengatakan penghargaan ini diberikan kepada masyarakat desa sebagai pengelola atau subjek dari pariwisata yang sudah berkarya dalam mengembangkan dan memajukan potensi desa. Seleksi Desa Wisata diikuti 36 desa, kemudian ada 29 desa yang akhirnya lolos.

Hasil panel dewan juri diputuskan, dari 29 peserta dipilih 17 pemenang dengan kategori silver dan 12 peserta kategori bronze. Dalam Anugerah Desa Wisata Bali 2017 tersebut terungkap belum ada desa wisata di Bali yang memenangkan kategori Gold karena legalitasnya belum lengkap. Sementara di Kabupaten Gianyar ada dua desa yang memperoleh penganugerahan bergengsi ini, yakni Desa Wisata Batubulan dan Desa Wisata Mas, Ubud. 

Mendra Astawa menambahkan pihaknya bersama dengan 14 orang dewan juri yang terdiri dari berbagai kalangan, sudah melakukan penilaian dari 20 April hingga 18 Mei lalu. Indikator penilaian desa wisata sesuai standar ASEAN yang meliputi sistem pengelolaan, implementasi Sapta Pesona serta penerapan 12 program kerja Forkom Dewi (Forum Komunikasi Desa Wisata).

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Bali, A.A Yuniartha mengatakan, data yang ia pegang saat ini total ada sekitar 104 Desa Wisata se-Bali. Dengan adanya Desa Wisata Award, semua diharapkan berlomba-lomba mengembangkan diri.

“Kita harapkan seluruh Desa Wisata ini bisa menjadi daya tarik, karena terus terang saja bahwa wisatawan khususnya Eropa sangat menyukai desa wisata,“ katanya melalui siaran pers, Selasa (30/5).

Yuniartha menyebut desa wisata merupakan salah satu pengentas kemiskinan melalui jalur pariwisata. Apa lagi saat ini anggaran yang cukup besar langsung disalurkan ke desa. Dengan begitu akan semakin produktif dan jelas hasilnya bila diarahkan ke sektor daya tarik wisata.

“Dana ini yang nantinya bisa dimanfaatkan, apakah mau mengembangkan desa wisata atau yang lain,“ ujar Yuniartha.

Ditambahkan Yuniartha, melalui pengembangan desa wisata maka suatu destinasi pariwisata akan memiliki keragaman produk, yang akan membuka peluang kunjungan ulang bagi wisatawan yang sudah pernah berkunjung ke Bali. Pengembangan Desa Wisata menurutnya juga diharapkan meminimalkan potensi urbanisasi masyarakat dari desa ke kota.

Disingung penambahan jumlah desa wisata, Yuniartha berpesan agar tidak sembarangan dalam membangun desa wisata karena harus memperhatikan potensi yang ada. “Karena saya takut setelah di-SK-kan Pak Bupati, tahu-tahu tidak jalan," ujarnya.

Diketahui, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kini terus melakukan upaya pengembangan Homestay Desa Wisata dengan target 20 ribu desa wisata se-Indonesia. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, keberhasilan desa wisata peraih penghargaan ini terbukti mampu mengembangkan potensi pariwisata dan juga potensi sumber daya lokal melalui pola pemberdayaan masyarakat.

“Ini prestasi yang sangat membanggakan, keberhasilan desa wisata ini tentunya harus menjadi contoh bagi desa yang lainnya di Indonesia, dan ini juga menjadi bagian Indonesia Incoporated untuk membangun pariwisata Indonesia,” kata Arief.

Program desa wisata, kata Arief juga sejalan dengan rencana membangun 100 ribu homestay di 2019, yang dimulai 2017 ini. Desain arsitektur rumah nusantara di homestay juga sudah dilombakan dan sudah ada nama dan karyanya.

“Kelak, ketika Desa Wisata itu sudah siap jual, akan langsung dipromosikan melalui selling platform-nya DMP atau Digital Market Place. Maka desa wisata itu bisa berfungsi ganda. Bisa sebagai amenitas dengan homestay, akomodasi di rumah penduduk yang sudah sadar wisata. Juga bisa sebagai atraksi, karena berada dalam atmosfer kehidupan masyarakat desa yang hommy, kaya dengan sentuhan budaya, dan nuansa kekeluargaan yang belum tentu bisa ditemukan di negara lain,” katanya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement