Sabtu 27 May 2017 14:59 WIB

Menengok Sejarah Bung Karno di Parade Pesona Kebangsaan 2017

Sejumlah wisatawan mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, NTT, Jumat (20/5). (/Wahyu Putro A)
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Sejumlah wisatawan mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, NTT, Jumat (20/5). (/Wahyu Putro A)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabupaten Ende di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi saksi kehidupan Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Melalui acara tahunan Parade Pesona Kebangsaan 2017, yang akan digelar 1 Juni mendatang, pengunjung diajak melakukan napak tilas sejarah Bung Karno di Ende.

Ada beragam objek wisata yang bisa dikunjungi di Ende seperti Taman Renungan Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno. Pesona Ende tak sampai disitu, mereka juga memiliki Kampung Adat Wolotopo, Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna), Museum Tenun Ikat, Pantai Ria atau Pantai Ende, Kampung Adat Jopu, Pasar Tradisional Ende, Pantai Batu Biru, Air Terjun Murondao dan Museum Bahari Ende.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti yang didamping Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asdep Personal Kemenpar Wawan Gunawan, Jumat (26/5), mengatakan parade bisa dijadikan momentum perayaan Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei lalu hingga hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni. Kegiatan Parade Pesona Kebangsaan juga dilanjutkan dengan Bulan Bung Karno selama bulan Juni.

Esthy menjelaskan, parade kebangsaan ini merupakan kristalisasi kesadaran berbangsa dan bernegara yang diselenggarakan oleh berbagai kalangan.  Upacara Pancasila pada 1 Juni mendatang, akan menjadi puncak acara untuk mengenang paruh kehidupan Bung Karno di Ende yang menginspirasi pokok pikiran tentang Pancasila.

“Pada tanggal 31 Mei, akan ada renungan malam bersifat reflektif yang diselenggarakan di Taman Soekarno. Di Pulau Ende, pada saat yang sama, berbagai kalangan dari seluruh Indonesia juga melakukan renungan malam. Esok harinya mereka melakukan pelayaran fajar,” ujar Esthy yang diamini Wawan melalui siaran pers.

Pada Renungan Malam akan diadakan berbagai kegiatan untuk mengenang sosok Bung Karno seperti pemutaran film Bung Karno di Ende dan pertunjukan seni. Di taman ditampilkan Wayang Tonil Soekarno, hasil kolaborasi Wayang Ajen dengan musik lokal Flores. Sementara di Pulau Ende, ditampilkan Wayang Garuda, hasil kolaborasi berbagai seniman Indonesia, membacakan beberapa kutipan, ujaran atau kata mutiara Bung Karno dan Bapak Ibu Bangsa yang lain. Rencananya acara juga akan dihadiri Budayawan Sejarah Taufik Razen.

“Selain itu terdapat acara menyalakan lilin secara bersama-sama, yang dimulai dari api yang satu ke yang lain, dengan saling berbagi. Menggambarkan pelita bangsa dibangun berdasarkan semangat gotong-royong,” ujar Wawan menambahkan.

Tidak hanya itu, lanjut Wawan, napak tilas alam Soekarno juga menjadi kegiatan yang menarik untuk dikembangkan. Ini akan mengajak pengunjung melakukan lawatan sejarah dengan jalur wisata alam baru berlatar keindahan alam Flores. Berbagai kegiatan untuk napak tilas dikemas dalam Lintasan Gunung Meja ke Danau Kelimutu, lalu ada juga Karnaval Etnik Alam Terbuka, lokakarya dan pembelajaran, serta Prosesi Elang Rajawali yang menjadi simbol Garuda Pancasila. 

Wawan mengatakan Elang Rajawali akan diarak dari Gunung Meja ke Danau Kelimutu. Kegiatan napak tilas alam Soekarno, keseluruhan akan melibatkan sekitar 500 orang. Terdiri atas 111 peserta utama, dan 90 peserta aktif masing-masing daerah serta dengan dukungan 25 panitia lokal.

Bukan itu saja, Wawan mengatakan berbagai acara pendukung Parade Pesona Kebangsaan juga ikut diselenggrakan selama 10 hari dari 20 Mei hingga 1 Juni 2017. Berbagai acara seru seperti Sasana Seni Soekarno serta Pameran Seni Rupa dan poster Ende Kota Pancasila, hingga Lokakarya Busana Etnik Kontemporer. Terdapat juga tarian rakyat Ende Lio, sebagai pembukaan secara simbolik kegiatan Parade Pesona Kebangsaan. Tak ketinggalan, Festival Marching Band, juga napak tilas sepeda yang menyusuri situs bersejarah di Ende.

“Masih banyak acara seru lainnya seperti Ende Cultural Expo, Lomba Fotografer Pesona Ende, Lomba Perahu Layar, Ende Wonderland Destination, Peluncuran Perpustakaan Pancasila, Pancasila Rumah Kita, Pembentukan Gugus Tugas Revolusi Mental yang bekerjasama dengan Deputi Budaya Menko PMK, pertunjukan film kebangsaan, serta Sarasehan dan Pembentukan Jaringan Kota Kebangsaan yang disingkat dengan Nagarakotagama,” kata Wawan.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi acara Parade Pesona Kebangsaan 2017 ini. Kegiatan yang setiap tahun makin meriah ini bisa menjadi sarana untuk mempromosikan potensi pariwisata serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTT, khususnya ke Pulau Sumba maupun Kabupaten Ende. 

“Parade Pesona Kebangsaan juga sebagai upaya melestarikan sekaligus mempromosikan Situs Sejarah Bung Karno. Ada rumah tempat pengasingan Bung Karno dan peninggalan-peninggalannya yang masih terjaga rapi,” kata Arief. 

Menurut Arief, Parade Pesona Kebangsaan juga bagian dari upaya memperkuat atraksi sebagai bagian penting dari unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas).  Terlebih menurut Arief, NTT merupakan destinasi kelas dunia karena memiliki ikon Komodo, Danau Kalimutu, dan Labuan Bajo yang ditetapkan sebagai destinasi prioritas yang dikembangkan sebagai Bali Baru.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement