REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Gaung Pesta Kesenian Bali (PKB) 2017 yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 Juni hingga 8 Juli 2017 sudah menjadi pembicaraan hangat di Bali. Masing-masing daerah di Bali bersiap diri, termasuk Gianyar yang akan memboyong 1.500 senimannya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memastikan, PKB akan memberikan sajian budaya dan seni terbaik. Di ajang rutin tahunan ini, PKB menjadi standar kesenian terbaik di Bali. Para penampil dinilai memiliki penampilan kelas internasional.
“Tahun lalu, dibuka meriah oleh Presiden Joko Widodo. Mudah-mudahan tahun ini beliau juga berkesempatan membukanya tahun ini juga,” ujar Arief melalui siaran pers, Sabtu (27/5).
Kabupaten Gianyar salah satunya. Kabupaten tersebut memastikan akan memboyong 1.500 senimannya untuk memeriahkan perayaan budaya terbesar, terlama, dan paling bergengsi di Pulau Dewata tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Yuniartha Putra mengatakan Gianyar akan membawa kejutan dengan kembali mengangkat dua kesenian langka yang sudah direkonstruksi, yakni Gong Saron dan Angklung Ende.
Pria yang biasa disapa Agung itu menjamin wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) akan terpukau dengan rombongan seniman Gianyar. Kabupaten yang terkenal akan keseniannya itu sudah melakukan persiapan diri sejak Hari Ulang Tahun Kota Gianyar ke-24, beberapa waktu lalu.
”Silahkan datang saja ke Bali, nanti lihat sendiri hasil kreasi kami. Kami akan jaga budaya ini, untuk kesenian Indonesia dan untuk pariwisata Indonesia,” ujar Agung. Pagelaran pertama yang nantinya akan dipentaskan di PKB adalah Angklung Ende yang dibawakan oleh Sekaha Teruna Pandawa di Banjar Tarukan, Desa Mas, Kecamatan Ubud.
Dari 24 materi, semuanya diikutsertakan dengan melibatkan 1.500 lebih seniman Gianyar. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar Gusti Ngurah Wijana mengatakan rincian penampilan akan menyajikan satu pawai, 10 lomba, 10 parade dan tiga pementasan terkait kesenian Bali.
”Bagi kami bukan hanya soal pariwisata dan sajian untuk para wisatawan, namun buat kami PKB sangat penting dalam materi pengembangan dan pelestarian seni dan budaya kami,” ujar Wijana.
Terkait dengan dua kesenian Gong Saron dan Angklung Ende yang akan diperlihatkan di panggung PKB, dua kesenian ini akan membuat pengunjung tersanjung. Sebab dua kesenian ini hampir punah dan yang ditampilkan merupakan hasil rekonstruksi.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Wisata Budaya Asdep Segmen Pasar Personal Wawan Gunawan mengatakan, PKB ini sudah konsisten dilaksanakan sejak tahun 1979. Wawan mengatakan, PKB 2017 akan diramaikan kesenian dari sembilan kabupaten atau kota se-Bali. Tak hanyaitu, beberapa daerah lain seperti Banyuwangi, Aceh dan NTT juga turut meramaikan acara.
”Lebih menariknya lagi PKB 2017 tahun ini dirancang berbeda dengan tahun sebelumnya. Masing-masing kabupaten atau kota mesti menampilkan tradisi unik dan menarik. Pementasan tradisi unik dan menarik ini penting agar wisatawan nusantara maupun mancanegara tahu kekayaan masing-masing kabupaten kota,” ujar Wawan.
Untuk kegiatannya juga dijamin punya daya tarik. PKB 2017 memiliki rentetan acaranya sangat banyak dan berwarna. Diantarannya adalah pertunjukkan kesenian, pameran, dan pawai budaya. (Baca juga: Sambut PKB 2017, Badung Siapkan Tarian Surfing dan Makotek)
Wawan mengatakan pesta kesenian yang telah memasuki usia ke-39 ini digelar untuk mempertahankan Bali sebagai destinasi wisata utama di Indonesia. Tema PKB 2017 tahun 2017 kali ini adalah Ulun Danu yang artinya melestarikan air sumber kehidupan.
Wawan menambahkan Ulu dapat berarti kepala, pusat, sumber, hulu, sedangkan Danu dapat berarti danau atau sumber air. Sehingga Ulun Danu dapat diartikan pusat, sumber atau mata air. Dalam kehidupan masyarakat Bali, air merupakan simbol kehidupan itu sendiri.
"Ulun Danu merupakan kearifan lokal berupa pengetahuan tentang bagaimana kita semestinya memelihara, memuliakan, dan mengelola air sebagai sumber kehidupan dan penghidupan serta sumber peradaban,” ujar Wawan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, PKB merupakan wadah penggalian, pelestarian, dan pengembangan seni budaya Bali. PKB harus menjadi landasan yang kokoh agar seniman lebih bekerja keras untuk memberikan warna bagi Bali. "Wisatawan yang datang ke Bali, di level dunia. Sehingga karya Indonesia harus mendunia," ujarnya.