REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja Menteri Pariwisata Arief Yahya selama ini ternyata tercium oleh media dan masyarakat luas. Ini terbukti pada Senin (22/5) malam lalu, menteri pilihan Presiden Joko Widodo ini memborong dua penghargaan sekaligus dari dua lembaga berbeda.
Pertama, Arief menerima iNewsMaker Awards 2017 dalam Kategori Tokoh yang Menduniakan Indonesia, di Gedung MNC Center, Jakarta. iNews adalah salah satu televisi berita yang menjadi bagian MNC Group. Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mewakili Arief menerima penghargaan itu.
Kedua, Arief meraih penghargaan Yokatta Golden Award 2017 sebagai Tokoh Pembaharuan Promosi Pariwisata Indonesia. Apresiasi ini diserahterimakan kepada Arief dengan diwakili Deputi Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pariwisata, Ahman Sya. Piagam berwarna emas itu ditandatangani oleh Yo Keng Hoat dan Hamzah H.
“Terima kasih iNews TV, Group MNC. Terima kasih juga Golden Yokatta, yang luar biasa mengamati perkembangan signifikan dari kepariwisataan Indonesia,” ujar Arief melalui siaran persnya, Selasa (23/5).
Arief memang membangun kebanggan baru dalam mengembangan Pariwisata di Tanah Air. Dia selalu menekankan bahwa, agar menjadi pemain global, harus menggunakan standar dunia. Oleh karenanya Arief selalu berkaca pada standar yang sudah diakui dan berlaku di dunia, seperti dalam indeks daya saing pariwisata dia menggunakan Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF).
Hampir semua kebijakan penting Kemenpar yang diputuskan Menpar Arief Yahya, selalu menggunakan cermin standar global juga menggunakan pedoman apa yang sudah dilakukan di negara lain dan sukses. Arief berkeyakinan, jika indeks kriteria “baik” itu sudah diyakini secara internasional, maka secara nasional pun sudah pasti baik.
Selama memimpin Kemenpar, sejak Oktober 2014, Arief sudah berhasil memenangkan 46 penghargaan kelas dunia dari 22 negara. Dia sering menggunakan kata-kata Sun Tzu yakni, “kenali dirimu, kenali musuhmu, dan kenali medan tempurmu, dan kau akan memenangi seribu pertempuran”.
Peribahasa itu disampaikan Sun Tzu dalam buku The Art Of War. Buku filsafat militer yang diperkirakan ditulis pada abad keenam oleh Sun Tzu itu menjadi salah satu favorit Arief dalam membangun spirit Indonesia Incorporated Pariwisata Indonesia.