Ahad 21 May 2017 15:26 WIB

Tetapkan Pariwisata Program Prioritas, REI Siap Bangun Homestay

Kampung Flory, Homestay Desa Wisata Tanaman Hias dengan Kolam Terapi Ikan.
Foto: dok.Istimewa/Kemenpar
Kampung Flory, Homestay Desa Wisata Tanaman Hias dengan Kolam Terapi Ikan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia Incorporated yang digulirkan Menpar Arief Yahya terus bergerak. Dari Rakornas Pariwisata II 2017 tentang Homestay Desa Wisata di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (19/5), memancing para pengusaha yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) untuk ikut berkolaborasi.

Target 20 ribu homestay pada 2017, lalu 30 ribu homestay 2018, dan 50 ribu di tahun 2019 itu disambut positif Wakil Ketua Umum REI Bidang Tata Ruang dan Properti Ramah Lingkungan, Hari Ganie. “Kalau harus menyebut angka, kami harus bicara dulu, tetapi pada prinsipkan kami siap mendukung,” jelas Hari Ganie.

Hari Ganie juga mengungkapkan, di pengurusan baru REI saat ini telah menjadikan sektor pariwisata sebagai prioritas. REI akan menyasar pembangunan properti di destinasi-destinasi wisata termasuk pembangunan homestay.

Selama ini REI dkenal hanya membangun perumahan, hotel, apartemen, mal, dan pergudagangan. Padahal REI yang beranggotakan 3.000 pengusaha ini juga membangun fasilitas-fasilitas umum seperti taman, sekolahan bahkan tempat wisata.

"Mengingat potensi pariwisata saat ini sangat menjanjikan, kami pengurus baru telah menetapkan sektor pariwisata menjadi salah satu program prioritas, termasuk membangun homestay dan fasilitas-fasilitas di destinasi wisata," terang Hari Ganie.

 

Hari Ganie menjelaskan, selain berperan aktif dalam pembangunan di kawasan perkotaan, REI juga akan berperan aktif dalam program pemerintah untuk pengembangan kota baru, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

"REI komitmen mendukung proyek strategis nasional, program sejuta rumah, 10 destinasi pariwisata prioritas, KSPN, ddan sebagainya. Sehingga REI akan menginventarisir, mempelajari, dan mengelaborasi lebih lanjut spirit indonesia incorporated. REI siap mendukung penyediaan perumahan pendukung pariwisata. REI juga telah berkunjung ke KEK Mandalika, sebagai mitra BPIW," ungkap Hari Ganie.

Untuk mendukung program homestay, lanjut Hari Ganie, perlu ada skema alternatif pembiayaan perumahan seperti FLPP dari Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR. Selain itu juga diperlukan dukungan penataan kawasan dari Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR dan dukungan infrastruktur regional dari berbagai lembaga.

"Memang diperlukan sinergitas dari berbagai lembaga dalam menyukseskan program Homestay Desa Wisata ini, termasuk dukungan prosedur perijinan dari Kementerian Dalam Negeri untuk membangun fasilitas pariwisata. Namun saya melihat Kemenpar mampu mewujudkan Indonesia Incorporated," kata Hari Ganie.

 

Bentuk dukungan REI ini juga sudah tertuang dalam nota kesepahaman antara REI dengan Kemenpar dalam pengembangan perumahan pendukung pariwisata dan pembangunan homestay di desa wisata.

Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata dan Deputi bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman yang disaksikan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Di dalam nota kesepahaman disebutkan, REI akan dilibatkan dalam pengembangan fasilitas pendukung akomodasi pariwisata berupa perumahan untuk pekerja pariwisata, guest house, resort, bangunan komersial, serta sarana pendukung lainnya. Sementara homestay desa wisata adalah jenis akomodasi rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan untuk disewakan kepada wisatawan.

"Khusus untuk pembangunan homestay di desa wisata khususnya di 10 destinasi pariwisata prioritas tadi sudah disampaikan beberapa skema yang mungkin bisa dilakukan, tetapi ini butuh elaborasi lebih rinci lagi misalnya bagaimana pola pembiayaannya, tanah, legalitas, pemasaran, promosi dan aspek-aspek lainnya," tutup Hari Ganie.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, pihaknya ditargetkan untuk membangun 100 ribu homestay di 2.000 desa wisata di seluruh Indonesia hingga 2019. Sementara tahun ini akan dibangun sebanyak 20 ribu homestay yang melibatkan masyarakat, desa adat, lembaga desa, BUMN dan tentunya pihak swasta termasuk REI.

 

”Kami ingin tahun 2017 ini sudah bisa membangun 20.000 kamar homestay. Makanya kita minta komitmen REI untuk membangun homestay. Sejalan dengan prinsip ekonomi berbagi, kita juga akan dukung promosi dan pemasarannya secara digital," kata Menpar Arief Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement