JAKARTA -- Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Rusdi Kirana baru saja dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Malaysia. Selain berkeinginan mengurus persoalan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Malaysia, bos Lion Group tersebut juga memiliki strategi untuk mempromosikan potensi dan destinasi wisata nasional ke negara jiran itu.
"Kira-kira habis Lebaran kami akan kerja sama dengan Kedubes (Kedutaan Besar) Malaysia untuk joint promotion wisatawan vocational maupun UKM (Usaha Kecil dan Menengah)," ujar Rusdi, ditanya soal strateginya di sektor pariwisata, di kompleks Istana Negara, Kamis (18/5).
Rusdi akan mengusung konsep twin city antara kota-kota di Malaysia dengan kota di tanah air. Seperti Kuala Lumpur dengan Jakarta, Kinabalu dengan Bali atau Kinabalu dengan Menado. Rusdi Kirana sendiri sudah beberapa kali bertemu Menteri Pariwisata Arief Yahya, untuk membicarakan tema connectivity tersebut.
Arief mengatakan wisatawan Malaysia memang menjadi pasar utama pariwisata Indonesia saat ini, selain Cina, Singapura, Australia, dan Jepang. Destinasi wisatawan Malaysia umumnya Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang, Kepulauan Riau, dan Bali.
"Kami berharap ke depan originasi Malaysia lebih besar lagi, karena secara geografis maupun kultural, memang dekat," kata Arief.
Arief menyebut, pariwisata, transportasi dan telekomunikasi itu pada dasarnya memiliki skema bisnis yang serupa. Sama-sama memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Sesuatu itu kalau di telekomunikasi bisa suara, data, gambar, video, dan lainnya. Di transportasi, sesuatu itu adalah barang dan orang. Sedang di pariwisata, sesuatu yang dipindahkan itu adalah wisatawan.
Indonesia di Bukit Bintang
Sebagai rangkaian mempromosikan pariwisata Indonesia, sejak 17 hingga 21 Mei 2017 Wonderful Indonesia juga menggelar berpameran di Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Ada pula Indonesia Street di Bukit Bintang Fiesta Indonesia, yang terdapat di jantung tempat wisatawan Timur Tengah bereksplorasi di Kuala Lumpur itu.
Sebelumnya juga ada sales mission di Seremban, Malaka, dan Johor Bahru, serta di Pavilion Mall Malaysia, pada 17 hingga 22 Mei 2017. Semua potensi pariwisata unggulan Indonesia, dipastikan siap menggoda pasar wisata Malaysia.
Di Bukit Bintang nanti, Kementerian Pariwisata tidak bekerja sendirian. KBRI Kuala Lumpur, Pemerintah Daerah Palembang dan Bandung, industri pariwisata, serta UKM, juga ikut digandeng. Kegiatan promosi di Bukit Bintang dengan konsep Indonesia Street cukup strategis. Wonderful Indonesia langsung berada di pusat keramaian Malaysia.
“Ingat kata-kata Sun Tzu, Kenali dirimu, kenali musuhmu, maka engkau akan memenangkan persaingan! Atau dalam bahasa marketing, kenali customers mu, kenali rivalmu, maka kamu akan tampil menjadi pemenang!” ujar Arief.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana, yang didampingi Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar, Rizki Handayani Mustafa, juga akan hadir di Bukit Bintang. Menurutnya Wonderful Indonesia tak boleh redup di Malaysia, karenanya mereka memilih melakukan promosi di Bukit Bintang.
Bukit Bintang memang sangat strategis. Kawasannya tak pernah sepi. Dari mulai pusat belanja, kuliner, tempat nongkrong, hotel berbintang, kafe, dan tempat hiburan, semua ada di sana. Di sinilah tempat kerumunan massa yang paling ramai di Malaysia. Dari mulai pribumi sampai ekspatriat kerap berbaur jadi satu di Bukit Bintang.
“Bukit Bintang ada di jantung kota Kuala Lumpur. Ini merupakan pusat kerumunan massa yang paling ramai. Menggelar Indonesia Street dengan berbagai macam acara yang dikemas dalam konsep promosi Wonderful Indonesia akan menjadi cara terbaik dan efektif untuk mempromosikan Indonesia kepada publik Malaysia,” katanya