Rabu 17 May 2017 15:11 WIB

Agar Berkelas Dunia, Kualitas Air di Danau Toba Harus Dijaga

Seorang turis lokal memandangi keindahan Danau Toba dari atas bukit.
Foto: Dok: Puskompublik Kementerian Pariwisata
Seorang turis lokal memandangi keindahan Danau Toba dari atas bukit.

REPUBLIKA.CO.ID, PARAPAT -- Danau Toba terus berbenah diri untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia. Upaya memoles danau kaldera terbesar di dunia itu tidak hanya melalui perbaikan infrastruktur penunjangnnya, tapi juga menjamin kelestarian lingkungannya. 

Kementerian Koordinator Kemaritiman pada 10 Mei lalu menggelar rapat untuk membahas kualitas air di Danau Toba. Rapat yang dipimpin Sekretaris Deputi Bidang Infrastruktur Kementeriaan Koordinasi Maritim, Arif Rahman Hakim, itu meminta masukan dari berbagai pihak guna menjaga kualitas air di danau yang menjadi satu dari 10 Bali Baru versi Kementerian Pariwisata tersebut.

Rapat itu dihadiri perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bank Dunia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Utara dan Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba (BOPDT) dan Deltares.  

Kepala BPODT Arie Prasetyo mengatakan tujuan dari rapat ini adalah membahas laporan awal tentang kualitas air di Danau Toba. Arie menjelaskan, sejumlah usulan muncul dalam rapat itu seperti Dinas Lingkungan Sumatera Utara yang mengusulkan kajian tentang imbas pemukiman di sekitar Danau Toba yang membuang limbah domestik.

“Ada usulan untuk membuat buffer area di sekitar danau dan green belt,” ujar Arie melalui siaran pers Kemenpar, Rabu (17/5).

Usulan lain datang dari BPPT, yakni kajian tentang pemetaan wilayah yang digunakan di sekitar Danau Toba. Tujuannya untuk mengetahui sebaran daerah tangkapan air.

“Usul kami (BPODT) adalah memilih prioritas lokasi dalam pengambilan data,” ujar Arie.

Menurutnya, pada Mei hingga September 2017 ini akan ada kajian tentang kualitas air Danau Toba. BOPDT mengusulkan pengambilan sampel termasuk untuk data batimetri atau pengukuran kedalaman bisa difokuskan dititik-titik yang sangat tercemar.

Pemerintah juga melibatkan lembaga asal Belanda, Deltares untuk meneliti kualitas air Danau Toba. “Rencana penyusunan kajian kualitas air di Danau Toba akan disusun oleh Deltares,” kata Arie.

Kementerian Pariwisata memang tak mau setengah-setengah dalam menjadikan Danau Toba obyek wisata berkelas dunia. Tak hanya terus memperbaiki infrastruktur namun juga menjaga lingkungan sekitar. Menteri Pariwisata Arief Yahya juga terus memantau perkembangan objek wisata yang masuk dalam 10 destinasi prioritas tersebut.

"Prinsipnya semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan," kata Arief.

 

 

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement