Selasa 16 May 2017 18:56 WIB

Karimunjawa Jadi Magnet Wisata Baru di Jawa Tengah

Suasana di Karimunjawa.
Foto: kemenpar
Suasana di Karimunjawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Jawa Tengah memiliki banyak destinasi wisata yang masuk dalam rencana besar empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Salah satunya merupakan pantai indah yang menyelimuti kawasan Pulau Karimunjawa.

Karimunjawa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, merupakan sebuah kecamatan di Laut Jawa yang terdiri dari 27 pulau. Pulau-pulau di Karimunjawa memiliki pantai indah yang terkenal dengan pasir putihnya. Pasir putih tersebut kontras dengan hamparan lautan biru di hadapannya.

Pulau yang berjarak tiga jam dengan kapal dari Jepara ini memiliki lokasi yang sangat indah untuk kegiatan snorkeling dan diving. Berbagai dukungan dilakukan Kemenpar untuk mengembangkan pariwisata di Karimunjawa. 

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Karimunjawa masuk ke dalam empat KSPN yang diproyeksikan dapat menyedot wisatawan mancanegara. Empat KSPN tersebut antara lain Borobudur-Magelang, Sangiran-Sragen, Dieng-Wonogiri Banjarnegara, dan Karimunjawa-Jepara.

"Semua sedang kami garap dengan events internasional," ujar Arief melalui siaran persnya, Selasa (16/5).

Menurut Arief Jawa Tengah memiliki beragam wisata mulai dari religi, budaya, warisan sejarah hingga alam tersedia di provinsi beribu kota di Semarang itu. Namun selama ini wilayah Jawa Tengah kerap identik dengan ikon wisata Borobudur. 

Borobudur menurut Arief masih paling kuat namanya di dunia internasional. Bahkan Presiden Joko Widodo telah memasukkan Borobudur sebagai satu dari 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia. Namun bukan berarti destinasi selain Borobudur tak tergarap. Salah satu contoh yang sedang menjadi fokus adalah Karimunjawa di Kabupaten Jepara ini.

Kemenpar menurut Arief selalu mendukung acara-acara pariwisata yang digelar Karimunjawa, yang dimaksudkan untuk mengundang wisatawan. "Terakhir Jazz di Karimunjawa," ujarnya. 

Pada 8 Mei lalu, Kemenpar bersama Kementerian Lingkungan Hidup  dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian BUMN menggelar pertemuan di Jakarta. Tujuannya adalah membahas amenitas di Karimunjawa yang masih masih jauh dari ideal.  Kelompok Kerja (Pokja) Destinasi Prioritas Kemenpar juga dilibatkan pada pertemuan itu. Tim Borubudur pada Pokja Destinasi Prioritas Kemenpar mengusulkan  pembangunan sarana dan prasarana penunjang pariwisata di Karimunjawa. 

Person In Charge (PIC) Borobudur, Larasati, mengatakan tim Borobudur mengusulkan pembangunan toilet dan sarana penunjang lainnya di Karimunjawa. Apalagi menurutnya Karimunjawa bagaimana pun sudah masuk dalam kawasan taman nasional. Terlebih kini akses ke Jogja, Solo dan Semarang atau yang dikenal dengan Joglosemar juga semakin baik. Bahkan Solo-Semarang bakal segera tersambung jalan tol. Ini memudahkan wisatawan mencapai Karimunjawa. 

Laras juga melaporkan, pengerjaan jalan tol Semarang-Solo seksi III atau ruas Bawen-Salatiga dipastikan tuntas akhir Mei 2017. “Rencananya awal Juni akan resmi beroperasi dan dapat digunakan pada masa mudik Lebaran,” kata Laras.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jateng juga berencana mengembangkan ekoturisme di Karimunjawa. Fasilitas yang akan dibangun antara lain gardu pandang. Pembangunan gardu pandang ini ditaksir akan menelan biaya Rp 3,35 miliar yang dananya diambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pusat. Dari gardu pandang itu, nantinya pengunjung bisa menikmati panorama dari atas dengan pandangan 360 derajat. 

Fasilitas lain yang akan dibangun adalah dermaga yacht dan bengkel khusus kapal. Selain itu juga akan ada penataan sistem listrik, fasilitas air bersih, serta pengelolaan sampah dengan membuat bank sampah.

Menurut Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Jateng Prambudi Trajutrisno, konsep ekoturisme untuk mengembangkan Karimunjawa ini sudah melalui proses studi. Perlahan menurutnya akan terus dilakukan pembenahan. 

"Mulai dari akses, amenitas, hingga atraksi. Konsep pengembangannya terkait pelestarian lingkungan dan sifatnya bukan mass tourism,” katanya.

Prambudi menjelaskan, akses ke Karimunjawa juga semakin beragam. Bisa dijangkau dari Semarang, Kendal dan Jepara. Wisatawan yang berangkat dari Semarang bisa menggunakan kapal laut maupun pesawat terbang. 

Sedangkan untuk kendala cuaca saat ombak tinggi, kini sudah bisa diatasi dengan dioperasikannya kapal Pelni. Nantinya juga akan dibangun dermaga yang bisa disinggahi kapal berukuran besar sehingga Karimunjawa bisa dikunjungi sepanjang tahun. Terlebih Karimunjawa juga sudah punya acara yang cukup terkenal yakni, Sail Karimunjawa. 

Selain itu, dukungan masyarakat untuk sadar dengan pariwisata juga semakin baik. Di Karimunjawa sudah ada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang terbentuk. "Namun terkait Sapta Pesona masih perlu didorong lagi,” ujar Prambudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement