Selasa 16 May 2017 16:01 WIB

Festival Budaya Isen Mulang Targetkan 10 Ribu Wisatawan

Sejumlah peserta lomba olah raga tradisional menyumpit berusaha mengenai sasaran pada Festival Budaya Isen Mulang di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (20/5).
Foto: Antara
Sejumlah peserta lomba olah raga tradisional menyumpit berusaha mengenai sasaran pada Festival Budaya Isen Mulang di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KALIMANTAN TENGAH -- Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2017 akan digelar di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada 19 hingga 22 Mei 2017. Acara ini menargetkan menarik 10 ribu wisatawan nusantara (wisnus) dan 500 wisatawan mancanegara (wisman).

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali menggelar Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2017. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Guntur Talajan mengatakan mereka menargetkan puluhan ribu wisatawan nusantara dan ratusan wisatawan asing menghadiri festival tersebut.

Untuk menarik wisatawan, FBIM 2017 akan menampilkan 20 kegiatan utama berupa berbagai seni pertunjukan dan permainan tradisional yang diangkat dari kearifan lokal masyarakat Kalteng. Ada empat lokasi penyelenggaraan festival antara lain Taman Kota Sampit, Sungai Mentaya (Pelabuhan Patung Jelawat), Borneo Citymall, dan Stadion 29 Nopember Kota Sampit.

Penyelenggaraan acara tahunan pesta budaya FBIM ini telah berlangsung sejak 1993. Kegiatan ini dalam rangka melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat sekaligus menjadi sarana untuk mempromosikan potensi pariwisata Kalteng yang bertumpu pada daya tarik budaya, alam, dan wisata buatan. 

Guntur Talajan menambahkan, FBIM ini semakin baik dari tahun ke tahunnya. Mulai dari jumlah kegiatan atau lomba, hingga masyarakat yang datang terus meningkat. 

“Kami mengundang Pak Menteri Pariwisata Arief Yahya  untuk membuka FBIM 2017 yang akan berlangsung di Stadion 29 Nopember Sampit pada hari Jumat (19/5),” kata  Guntur Talajan melalui siaran pers Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

FIBM 2017 menurut Guntur akan mengangkat tema "Eksistensi Kearifan Lokal Menuju Kalteng Berkah”, untuk mendukung Visi dan Misi Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur H Habib Ismail. Disebutkan dalam  acara pembukaan FBIM 2017 akan dimeriahkan dengan kegiatan Karnaval Budaya yang diikuti para peserta dari utusan kabupaten atau kota se-Kalteng, Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) provinsi, SOPD Kabupaten Kotawaringin Timur, sanggar atau panguyuban, ormas, swasta, perguruan tinggi, pemuda dan pelajar Kotawaringin Timur. 

Deputi Bidang Pengembangan Promosi Pariwisata Nusantara (BP3N) Kemenpar Esthy Reko Astuti turut mendorong kegiatan ini. Dia berharap acara ini mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kalteng yang menargetkan sebanyak 553 ribu wisatawan pada 2019. Esthy juga berharap FBIM 2017 bisa melestartikan dan mengembangkan budaya masyarakat. Terutama seni pertunjukan dan permainan tradisional yang diangkat dari kearifan lokal, sebagai bagian dari Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia. 

Esthy mengutip pernyataan Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengatakan portofolio bisnis pariwisata Indonesia ini bertumpu pada budaya dengan porsi 60 persen, alam 35 persen dan buatan manusia lima persen. Potensi budaya yang dikembangkan berupa wisata warisan budaya dan sejarah sebesar 20 persen. Untuk wisata belanja dan kuliner 45 persen dan wisata kota serta desa sebesar 35 persen. Potensi alam dikembangkan dalam produk wisata bahari 35 persen serta wisata ekologi 45 persen.

Esthy menambahkan untuk wisata petualangan potensinya sebesar 20 persen, sedangkan buatan manusia  yang dikembangkan dalam wisata MICE sebesar 25 persen. Tak ketinggalan wisata olahraga menurutnya memiliki potensi sebesar 60 persen, dan obyek wisata yang terintergrasi sebanyak 15 persen. 

“Penyelenggaraan pesta budaya  FBIM 2017 menampilkan berbagai keragaman dan keunikan kearifan lokal masyarakat  suku Dayak di Kalteng. Ini bagian dari unsur terpenting dalam memperkuat 3 A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas),” kata Esthy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement