RAJA AMPAT -- Bila punya rencana berlibur ke Raja Ampat, jangan lupa melirik kalender acara destinasi wisata di wilayah timur Indonesia tersebut. Sebab hingga akhir tahun nanti, masih ada 12 agenda pariwisata menarik di Raja Ampat yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati menuturkan, rangkaian agenda wisata tahun ini dipastikan akan lebih berwarna. Salah satunya agenda olah raga seperti triatlon dan kejuaraan nasional Motorprix 2017.
"Kita masih memiliki 12 festival menarik sampai akhir tahun ini. Ada beberapa festival unggulan seperti Festival Tambur. Rencananya kita melibatkan 1.000 peserta dan 1.000 tambur, kita juga akan melakukan triatlon," ujar Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati melalui siaran pers, Ahad (14/5).
Semua menurut Abdul disiapkan dengan perencanaan matang. Standar yang diusung juga berpatokan pada cita rasa dunia. Menurutnya Raja Ampat tidak lagi main-main dalam hal mempersiapkan agenda berskala internasional. Promosinya pun harus internasional dan membutuhkan bantuan media.
Salah satu acara terdekat adalah Kerjunas Motorprix Region V yang dihelat 19-21 Mei 2017. Setelahnya akan digelar Ramadhan Fair pada 1-24 Juni 2017, kemudian ada Festival Suling Tambur yang digelar 13-15 Juli 2017, Festival Handycraft pada 28-30 Juli 2017, Merah Putih Raja Ampat pada 15-17 Agustus 2017, dan Festival Gemar Makan Ikan pada 25-26 Agustus.
Tidak hanya itu, pada 7 September 2017 akan diadakan Festival Pesona Salawati, Festival Pesona Waigeo pada 28-30 September 2017, dan Festival Bahari Raja Ampat pada 18-21 Oktober 2017. Berikutnya Festival Pesona Misool pada 8-10 November 2017, disambung Turnamen Sepak Bola Piala Raja pada 23-30 November 2017, dan terakhir Festival Semarak Tahun Baru pada 30-31 Desember 2017.
Menekan biaya perjalanan
Pemerintah Kabupaten Raja Ampat mengakui masih terus berupaya untuk menekan biaya perjalanan menuju Raja Ampat. Bagi sebagian wisatawan, biaya perjalanan adalah faktor yang berpengaruh paling besar.
"Setelah didukung penerbangan Wings Air kami jadi sangat terbantu. Aksesnya bisa dicapai lewat udara dan laut. Kalau dilihat potensinya drastis sekali," ujar Abdul.
Untuk biaya perjalanan ke Raja Ampat dari Jakarta (pulang-pergi), tiket pesawat maskapai Batik Air dari Bandara Soekarno-Hatta hingga Bandara Marinda di Raja Ampat merogoh kocek sekitar Rp lima juta dengan maskapai Batik Air. Tiket itu berlaku hari kerja dan akhir pekan. Sebelum sampai Raja Ampat, wisatawan akan pindah pesawat menggunakan Wings Air yang lebih kecil jenis ATR di Bandara Sam Ratulangi, Manado.
Kemudian, untuk biaya penginapan di Raja Ampat kamar kelas homestay dan hotel melati sekitar Rp 400 ribu hingga Rp 550 ribu per harinya. Sementara resort lebih mahal lagi karena wilayahnya di pinggir pantai.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebutkan, pariwisata adalah cara yang paling cepat, mudah dan murah, untuk menghasilkan devisa, produk domestik bruto (PDB) serta tenaga kerja. Untuk itu Kemenpar menetapkan tiga prioritas dalam melakukan percepatan.
"Jadi sudah betul, Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati menjadikan sektor pariwisata sebagai backbone ekonomi daerah ke depan," ujar Arief.
Arief menambahkan, jika ingin sukses 50 persen kuncinya ada di CEO Commitment, atau komitmen kepala daerah. Keseriusan dari bupati, walikota, atau gubernur untuk membangun pariwisata sangat penting. Dia mencontohkan, Banyuwangi dengan Bupati Abdullah Azwar Anas, sekarang maju pesat dan pariwisata menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.
Arief Yahya juga mencontohkan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, yang membuat Manado hebat. "Raja Ampat potensinya luar biasa, juara dunia, atraksinya oke. Tinggal memikirkan akses dan amenitas, agar standar dunia," ujar Arief.
Arief yang ke Waisai, Papua, bersama Presiden Joko Widodo pada 31 Desember 2015 lalu, mengatakan pasti akan mendukung daerah yang sungguh-sungguh akan membangun destinasi wisatanya. Ini pula yang membuat Kemenpar menerjunkan tim khusus untuk melakukan Go Digital di Papua.
Beberapa nama seperti Staf Khusus (Stafsus) Menpar Bidang IT Samsriyono Nugroho, Stafsus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono, dan Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah ASEAN Rizki Handayani dikirim ke Papua untuk memuluskan rencana tersebut.