Senin 15 May 2017 15:39 WIB

Morotai Gelar Kontes Foto Bawah Laut

Menyelam di sekitar situs pesawat Jepang di Morotai, Maluku Utara
Foto: Blogspot
Menyelam di sekitar situs pesawat Jepang di Morotai, Maluku Utara

MOROTAI -- Morotai merupakan salah satu dari destinasi wisata prioritas yang terkenal akan keindahan bawah lautnya. Untuk membuktikan surga tersembunyi yang ada di sana, Morotai menggelar Underwater Photo Contest 2017 pada 15 hingga 19 Mei 2017.

Kepala Dinas Pariwisata Morotai Toni Hangewa mengatakan lomba foto bawah laut Underwater Photo Contest 2017 diselenggarakan sebagai upaya untuk menjaga, melindungi terumbu karang dan biota laut lainnya. Acara ini juga sekaligus sebagai ajang untuk memperkenalkan keindahan alam bawah laut Morotai. 

"Selain itu juga sebagai tantangan bagi penyelam karena terdapat pula berbagai jenis sisa-sisa peninggalan peralatan Perang Dunia II yang ada di bawah laut sekitar perairan Morotai," ujar Toni melalui siaran persnya, Sabtu (13/5).

Toni menjelaskan, untuk mengikuti lomba ini tidak dipungut biaya alias gratis. Panitia juga akan menyediakan hadiah berupa uang dan hiburan. Untuk lokasi kegiatan, menurutnya akan dipusatkan di perairan Morotai Selatan. Menurut Toni, sebelah selatan Morotai memiliki pemandangan terbaik. 

Area penyelaman yang dijadikan lokasi lomba foto menurut Toni, akan dibagi menjadi tiga. Site A terdapat Wreck WWII Wawama dan Tanjung Liku, Site B Mitita Shark Point dan White Sand Island, sementara Site C terdapat Koloray dan Dodola. 

Selain itu perlombaan juga dibagi menjadi tiga kategori yakni, Open DSLR, Compact Macro dan Compact Wide Angle. Untuk kategori Open DSLR bisa diikuti semua jenis kamera DSLR. "Peserta dapat menggunakan semua aksesoris fotografi bawah air yang diizinkan untuk digunakan dalam kategori ini. Di kategori ini digabungkan antara foto wide angle dan makro," kata Toni. 

Sedangkan kategori Compact Macro, untuk jenis kamera Compact yang tidak bisa diganti lensanya. Tetapi dapat menggunakan semua aksesoris fotografi bawah air.  Begitu pula untuk kategori Compact Wide Angle. Jenis kamera Compact merupakan jenis kamera yang tidak bisa diganti lensanya, tetapi dapat menggunakan semua aksesoris fotografi bawah laut yang diizinkan.

"Foto yang dinilai adalah semua foto yang masuk sebelum batas waktu yang ditentukan. Penilaian Foto dari beberapa faktor meliputi ketajaman gambar, komposisi, keunikan gambar dan obyek dan kealamian (natural) obyek gambar. Foto yang masuk ke panitia digunakan untuk promosi dan publikasi," ujar Toni. 

Lomba foto bawah laut ini merupakan rangkaian dari Wonderful Morotai Islands Festival yang akan berlangsung selama enam bulan dari Mei hingga Oktober 2017. Festival ini menampilkan enam program unggulan yang bertumpu pada daya tarik wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan manusia.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Morotai, Maluku Utara (Malut).

Untuk saat ini menurut Esthy, yang didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Bahari Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar Florida Pardosi, destinasi Morotai belum bisa maksimal menjaring wisman. Tahun ini, Morotai menargetkan untuk mendatangkan 11 ribu wisman. Pada 2019 Morotai menargetkan 500 ribu wisman.

“Kegiatan event ini menargetkan kunjungan 135 wisman dan 540 wisnus ke Morotai. Kunjungan wisatawan ini sangat berarti bagi pariwisata Malut,” kata Esthy. 

Pulau Morotai telah ditetapkan Presiden Joko Widodo melalui Menteri Pariwasata Arief Yahya sebagai satu di antara 10 destinasi prioritas atau sebagai “Bali Baru”. Saat ini dilakukan percepatan pembangunan dalam menjadikan Morotai sebagai destinasi kelas dunia dengan mengandalkan potensi alam, budaya, dan wisata buatan manusia serta didukung oleh unsur atraksi, amenitas, dan aksesibilitas yang memadai.

“Tapi jangan khawatir, pembangunan di Morotai terus berjalan. Apabila bandaranya sudah bisa dilandasi pesawat besar, kunjungan wisman akan naik drastis. Kita lihat contoh Bandara Silangit untuk Danau Toba, begitu ditetapkan jadi bandara internasional, kunjungan wismannya melesat naik,” ujar Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement