Sabtu 13 May 2017 11:23 WIB

Jurus Kemenpar Menggenjot Pariwisata NTT

Laut di sekitar Pulau Komodo kerap dijadikan lokasi menyelam turis.
Foto: Republika/Darmawan
Laut di sekitar Pulau Komodo kerap dijadikan lokasi menyelam turis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyemangati Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) agar berupaya keras dan getol menggenjot potensi kepariwisataannya. Sebab, provinsi yang beribu kota di Kupang itu memang kaya akan potensi wisata yang bisa menjadi destinasi kelas dunia.

Berbicara pada peluncuran Events Pariwisata Provinsi NTT Tahun 2017 di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jumat (12/5), Arief mengatakan pemerintah pusat memberi perhatian serius pada sektor turisme di provinsi penghasil cendana itu. Setidaknya ada dua destinasi di NTT yang sudah kondang, yakni Ende yang pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat.

“Untuk pariwisata Ende, Kemenpar telah mengembangkan atraksinya dengan Gunung Meja. Dibantu oleh Bapak Budi Faisal (arsitek, red) dari ITB (Institut Teknologi Bandung,red),” ujar Arief.

Upaya memoles Ende juga tidak terhenti pada atraksi. Sebab pemerintah juga memperbaiki aksesibilitas. Saat ini, pemerintah akan meningkatkan status dan kapasitas Bandara Hasan Aroeboesman di Ende. Yakni dengan memperpanjang landas pacu atau runway Bandara Aroeboesman yang saat ini masih sepanjang 1.658 meter. Rencananya akan ada perpanjangan runway sepanjang 400 meter.

“Sehingga bisa didarati Boeing 737,” ujar Arief.

Selain itu, upaya meningkatkan pariwisata Ende juga dengan membenahi amenitasnya. Kemenpar pun mendorong pembuatan homestay. “Untuk amenitas, dibangun homestay di sepuluh desa wisata di Ende,” ujarnya.

Sedangkan untuk Labuan Bajo, kata Arief, progresnya memang lebih terlihat. Pada Juni 2017 nanti akan ada Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo. Penyusunan masterplan pengembangan Labuan Bajo pun ditargetkan kelar pada Juli-Desember 2017. Nantinya, Labuan Bajo memiliki pelabuhan marina.

Menurut Arief, pelabuhan marina Labuan Bajo ditargetkan beroperasi pada Agustus 2018. “Untuk soft launching Juli 2018,” katanya.

Selain itu, upaya membenahi akses ke Labuan Bajo juga dengan memoles Bandara Komodo. Nantinya, bandara di Kabupaten Manggarai Barat itu akan menjadi international airport dan dikelola PT Angkasa Pura I.

Sedangkan untuk akses darat, sambung Arief, jalan ke Labuan Bajo juga terus diperbaiki. Salah satunya adalah jalan menuju Simpang Pede yang dikenal sebagai pusat kuliner di Labuan Bajo. “Ada pelebaran jalan dari empat meter menjadi delapan meter,” katanya.

Adapun untuk amenitas, kini sedang ada penambahan 400 homestay desa wisata. Yang tak kalah penting, upaya membenahi Labuan Bajo juga dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata.

“Untuk mendukung pengembangan    SDM telah terbentuk Akademi Komunitas Pariwisata hasil kerja sama Kemristekdikti, Kemenpar dan pemda,” kata Arief.

Arief mengatakan, NTT juga memiliki atraksi yang menarik Bahkan pada 2017 ini saja ada sejumlah event di NTT. Misalnya, Festival Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Sumba, Parade Pesona Kebangsaan (Bulan Soekarno) dan Tour de Timor di Kemenpar,

Festival Sandelwood merupakan festival 1001 ekor kuda di kabupaten se-Sumba Daratan. Ribuan ekor kuda dan penunggangnya berparade dengan berbagai hiasan dan aksesoris. Para penunggangnya juga memakai berbagai pakaian adat dari 34 provinsi di Indonesia.

Sedanngkan Festival Tenun Ikat Sumba juga tak kalah menarik. Apalagi ikat Sumba sudah didaftarkan ke UNESCO sebagai kekayaan milik Indonesia. “Untuk lebih memopulerkan tenun ikat sumba, harus diinkubasi oleh Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif, red) dan melibatkan desainer nasional,” ujar Arief.

NTT juga punya Parade Pesona Kebangsaan (Bulan Soekarno) pada 1 Juni 2017 di Kabupaten Ende. Akan ada parade dengan desainer busana etnik Dian Oerip. Sedangkan untuk karnavalnya akan melibatkan Heru Mataya dan budayawan Taufik Rahzen.

NTT juga punya event sport tourism. Namanya balap sepeda Tour de Timor yang mengambil start di Motaain, Kabupaten Belu dengan garis finis di Kupang. Arief menegaskan, sport tourism memiliki media value lebih tinggi daripada efek langsungnya (direct impact). “Sport tourism juga dijadikan taktik daerah untuk membangun infrastruktur,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement