REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari total populasi masyarakat Indonesia, baru sekitar 30 persen penduduk Indonesia yang memiliki akses ke layanan perbankan. Di sisi lain, saat ini sekitar 330 juta pengguna telepon genggam di Indonesia dan pengguna internet aktif sekitar 88 juta orang.
Dengan meningkatnya pengguna gadget di masyarakat Indonesia membuat fintech semakin populer. Menurut CEO Tunaiku, Vishal Tulsian, tidak heran bila dalam waktu belakangan, usaha fintech menjadi pilihan bagi generasi muda yang ingin mengakses dan memanfaatkan fasilitas perbankan secara digital melalui teknologi finansial ini.
Contohnya Ibu Dian, seorang nasabah Tunaiku (layanan pinjam uang secara online), yang telah memanfaatkan fasilitas digital perbankan Tunaiku dengan meminjam dana sebesar Rp 15 juta sebagai modal tambahan usahanya. “Saya tertarik melakukan pinjaman secara digital atau online karena kebetulan sangat mudah dilakukan. Enggak repot mesti datang ke bank. Syaratnya mudah dan dipenuhi melalui pengiriman via email. Saya bisa melakukan semuanya sendiri sambil dengan tetap sibuk dengan rutinitas harian,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (10/5).
Lain halnya, Bapak Purna, seorang nasabah Tunaiku yang awalnya tertarik dengan produk fintech Tunaiku karena browsing internet dan menemukan cara mudah meminjam uang secara digital. “Yang saya terkesan itu melihat prosesnya yang singkat, praktis, dan dapat dilakukan dengan tidak perlu datang mencari informasi terkait karena semuanya sudah tersedia melalui website. Semua berlangsung tanpa rumit, bahkan saya sempat ragu dengan caranya yang sangat cepat dan praktis. Dan nominal yang saya butuhkan mendapat persetujuan dari Tunaiku. Hanya klik melalui website, kita dapat yang kita butuhkan. Bener-bener dimanjain jadinya,” tuturnya.
Keterlibatan usaha fintech dengan sistem perbankan Indonesia juga memperlebar jaringan layanan keuangan bagi penduduk lokal, sehingga nasabah semakin banyak dan inklusi finansial di Indonesia semakin berkembang. Hal ini juga tentu akan sangat baik bagi perkembangan produk keuangan di Indonesia yang saat ini relatif rendah.
Bentuk peluang-peluang pertumbuhan bisnis fintech yang maju berkembang di Indonesia saat ini seperti bisnis simpan pinjam bagi perorangan atau UKM dengan peer to peer lending atau crowdfunding, hingga berbagai kemudahan pembayaran menggunakan telepon genggam (mobile payment) telah menjadi pilihan alternatif kegiatan usaha menengah fintech.
Vishal menambahkan mengenai prioritas pemberian dana pinjaman kepada nasabah, keberadaan fintech diharapkan dapat membantu melayani pasar yang belum terjangkau dengan memahami kebutuhan mereka. “Inilah tantangan yang mendasar yang harus kita ketahui dari kebutuhan mereka,” ujarnya.
Tercatat sampai kuartal pertama 2017, Tunaiku telah berhasil meningkatkan jumlah nasabah menjadi 33 ribu dari semula 30 ribu akhir 2016 lalu. Produk dana pinjaman yang disediakan Tunaiku per nasabah mulai Rp 2 juta sampai Rp 10 juta, dengan jangka waktu pengembalian pinjaman mulai 6 sampai 12 bulan.
Antusias yang luar biasa dan kekuatan dana dari Tunaiku menjadikan Tunaiku makin dipercaya oleh masyarakat. Tiga produk Tunaiku yang selalu menjadi andalan sampai saat ini adalah Tunaiku KTA, Tunaiku Prioritas, Tunaiku Referral.