REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Riau terus membenahi akses menuju Bono, sebagai destinasi pariwisata andalan Bumi Lancang Kuning. Apalagi, Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong dibangunnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di kawasan Bono. Yang terkenal dengan ombak yang biasa dipakai untuk surfing itu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi Riau Fahmizal mengatakan, pihaknya kembali akan membuat atraksi Bekudo Bono pada November mendatang.
"Yang menjadi magnet pariwisata Riau itu kan Bono. Bulan Maret lalu kami sudah bikin atraksinya, Bekudo Bono. Nanti rencana November kami adakan lagi," ujar Fahmizal, Senin (8/5).
Selain menyiapkan event, pemerintah daerah didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga terus membenahi akses jalan menuju kawasan Bono, di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Perbaikan jalan tersebut juga telah diusulkan kelanjutannya pada 2018, baik di APBD maupun APBN. Setidaknya, sudah lebih Rp 170 miliar alokasi APBD maupun APBN untuk memperbaiki jalan menuju Bono.
"Akses jalan ini menjadi tantangan yang kami pikirkan bersama, sebagai bentuk keseriusan pemerintah mendorong Bono menjadi destinasi unggulan. Dan Pak Menpar mengarahkan Bono menjadi KEK Pariwisata," kata dia.
Selain Bono, Pemprov Riau juga memiliki atraksi pariwisata lainnya seperti Bakar Tongkang di Bagan Siapiapi, dan Pacu Jalur di Kuantan Singingi. Dengan fokus pada ketika event itu, dia berharap kunjungan wisatawan mancanegara ke Riau terus meningkat.
"Alhamdulillah dua tahun terakhir tren kunjungan wisman ke Riau sudah meningkat terus. Ini merupakan satu stimulan bagi kami untuk lebih semangat lagi," katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya senang mendengar keseriusan Pemprov Riau dalam membangun akses ke destinasi pariwisata. Pengembangan destinasi pariwisata itu rumusnya 3A, atraksi, akses dan amenitas. "Bono sebagai atraksi sudah mendunia. Akses dan amenitas harus juga dibangun, agar bisa berkembang," ujar Menteri Arief.