Selasa 09 May 2017 15:10 WIB

Crossborder Events Harus Diperbanyak demi Tarik Wisatawan

  Grup Band Slank menghibur warga dalam konser bertajuk ‘Konser Indonesia Perbatasan Membangun Indonesia dari Perbatasan’ di Atambua, Nusa Tenggara Timur, Selasa (31/5).(Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Grup Band Slank menghibur warga dalam konser bertajuk ‘Konser Indonesia Perbatasan Membangun Indonesia dari Perbatasan’ di Atambua, Nusa Tenggara Timur, Selasa (31/5).(Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sedang bungah. Upaya mengejar target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini yang dipatok di angka 15 juta menunjukkan tren positif.

 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) membawa kabar gembira bagi pariwisata tanah air. Kunjungan wisman ke Indonesia pada Maret 2017 mencapai 1.021.538 orang atau meningkat 5,47 persen dibanding Maret 2016 yang menyentuh angka 968.567 orang.

Sedangkan untuk periode Januari-Maret 2017, jumlah kumulatif wisman yang masuk ke Indonesia sudah mencapai 3.012.051 orang. Angka itu tumbuh 9,19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang menyentuh 2.758. 679 wisman.

“Ini awal yang baik dalam upaya mencapai target 15 juta wisman tahun ini,” kata  Arief.

Merujuk data BPS dan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), pertumbuhan angka tertinggi dalam hal jumlah wisman berdasar asal negara adalah Rusia. Pertumbuhannya mencapai  55,52 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Selanjutnya ada Cina (41,76 persen), Oman (24,09 persen), India (15,06 persen) dan Taiwan (10,56 persen).

Jumlah wisman Rusia juga mengalami pertumbuhan tertinggi untuk akumulasi periode Januari-Maret 2017, yakni mencapai 76,94 persen. Selanjutnya ada Tiongkok (43,87 persen),  Bahrain (18,31 persen) dan India (17,55 persen).

Tapi dari sisi jumlah wisman, Cina menempati urutan pertama. Selama Januari-Maret 2017, ada 525.035 wisman asal Cina yang berkunjung ke Indonesia. Peningkatannya mencapai 43,87 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Selanjutnya ada wisman asal Singapura dengan jumlah mencapai 336.190 orang. Namun, jumlah itu justru turun 4,40 persen.

Sejumlah warga bersama turis asing makan nasi tumpeng bersama saat mengikuti Tradisi Barikan di Pulau Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah. (Antara/Yusuf Nugroho)

Sedangkan di urutan ketiga ada wisman asal Malaysia dengan jumlah 288.268 orang. Angka ini juga tumbuh negatif atau turun  1,17 persen.

Sedangkan total wisman dari Australia menempati posisi keempat  dengan jumlah 279.525 orang atau  tumbuh 7,68 persen. Di posisi kelima ada Jepang dengan 122.489 wisman atau turun 5,86 persen.

Peningkatan jumlah wisman Rusia pun menjadi menarik dicermati. Dalam tiga pulan pertama tahun ini saja angkanya mencapai 36.347 wisman.

“Sebagian besar wisman Rusia atau sebanyak 32.577 wisman memilih Bali sebagai liburan favorit mereka,” ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana.

Masih merujuk catatan BPS selama triwulan pertama 2017, ada tiga pintu masuk yang menyumbang jumlah wisman terbesar yakni Bali, Jakarta dan Batam. Bandara Ngurah Rai Bali di Bali masih menempati posisi teratas dengan jumlah wisman mencapai 1,33 juta atau tumbuh 23,61 persen. Di posisi kedua ada Bandara Soekarno-Hatta yang menjadi pintu masuk bagi 635 ribu wisman atau tumbuh 8,8 persen. Sedangkan Batam menjadi pintu masuk bagi 369.179 wisman.

 

Pitana menambahkan, kini Kemenpar menggencarkan berbagai events di wilayah perbatasan. Tujuannya adalah menyedot wisatawan pelintas batas atau cross border travellers.

Menurutnya, ajang pertunjukan musik bisa menjadi jurus jitu menyedot wisatawan cross border. Sebagai contohnya adalah Wonderful Indonesia Festival (WIF) yang berlangsung Sabtu (29/5) di Sumatera Convention Center, Batam.

Events WIF di Batam juga dimeriahkan penampilan grup band Wali. Ternyata, konser Wali pada akhir pekan itu mampu menarik minat wisman Singapura dan Malaysia untuk berkunjung ke Batam.

“Wisman perbatasan relatif dapat diperoleh dengan mudah dan cepat dengan menggelar event pertunjukan kesenian seperti konser musik,” katanya.

Guru besar ilmu pariwisata di Universitas Udayana itu lantas menyodorkan data. Wisman cross border punya kontribusi signifikan dalam mendongkrak jumlah turis asing.

“Tahun 2015 kontribusi wisman (cross border) mencapai 3,6 persen dari total kunjungan wisman ke Indonesia sebesar 10,4 juta wisman. Kita harapkan kontribusi tahun ini akan meningkat,” katanya.

Event pertujukan konser musik sebagai upaya mempromosikan WIF juga di gencarkan ke sejumlah pintu masuk Indonesia. Misalnya, Entikong di Kaltim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement