REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk pertama kalinya Islamic Book Fair (IBF) digelar tidak di Istora Senayan Jakarta. IBF ke-16 tahun 2017 diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta. Pameran tersebut digelar 3-7 Mei 2017.
Menurut angota Panitia IBF 2017 Khairuddin, pemindahan tempat pameran ke gedung yang lebih representatif dan memang disiapkan untuk pameran berskala nasional maupun internasional itu tentunya membawa konsekuensi tertentu.
Pertama, jumlah hari pameran yang sebelumnya 10 hari, kini hanya lima hari. Kedua, sebelumnya pengunjung IBF tidak dipungut bayaran alias gratis, kini dikenai karcis Rp 5.000.
Namun, kata Khairuddin, pemindahan tempat tersebut tidak mempengaruhi animo pengunjung. “Justru karena waktu pameran lebih singkat, hanya lima hari, maka sejak hari pertama pameran, jumlah pengunjung membludak. Dari hari ke hari, jumlah pengunjung IBF 2017 terus melonjak. Hari ini, kami yakin jumlah pengunjung IBF mencapai pucaknya,” ujar Khairuddin, Ahad (7/5).
Menurut anggota Panitia IBF 2017 Tatang Sundesyah, branding IBF sudah sangat kuat. “Pemindahan tempat tidak masalah. Branding IBF sudah sangat kuat. Sehingga, di mana pun IBF diadakan, para pencinta IBF tetap akan datang,” kata Tatang, Ahad (7/5).
Tiket masuk Rp 5.000 pun tidak dipersoalkan oleh pengunjung. “Tak ada pengunjung yang mempersoalkan tiket masuk Rp 5.000. Apalagi panitia juga sudah melakukan sosialisasi ke berbagai lembaga dan masyarakat mengenai tiket masuk tersebut. Dan uang hasil penjualan tiket masuk itu pun kami kembalikan kepada pengunjung dalam bentuk hadiah atau door prize,” tutur Khairuddin.
Ia pun sempat bertanya kepada beberapa pengunjung IBF mengenai tiket masuk Rp 5.000 tersebut. Jawaban mereka positif. “Wajar saja bayar Rp 5.000. Tempatnya ‘kan lebih baik dan nyaman,” kata Khairuddin mengutip jawaban salah seorang pengunjung.