Sabtu 06 May 2017 12:07 WIB

Pemerintah Genjot Pembangunan Amenitas di "10 Bali Baru"

Seorang turis lokal memandangi keindahan Danau Toba dari atas bukit.
Foto: Dok: Puskompublik Kementerian Pariwisata
Seorang turis lokal memandangi keindahan Danau Toba dari atas bukit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Percepatan Pengembangan Prioritas Wisata Kementerian Pariwisata Hiramsyah S Thaib mengatakan realisasi investasi di sektor pariwisata pada periode Januari hingga Maret 2017 menunjukkan angka pertumbuhan yang luar biasa.

Ia mengatakan, realisasi mencapai 529,4 juta dolar AS. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 95 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Ini yang luar biasa karena kontribusi ini menunjukkan tren positif terhadap investasi nasional secara keseluruhan," ujar Hiramsyah S Thaib dalam acara "Hospitality Investment Conference Indonesia 2017 (HICI), Kamis (4/5) malam di Le Meridien Hotel, Jakarta.

Pertumbuhan ini menurut Hiramsyah tidak lepas dari program "10 Bali Baru" yang digenjot pemerintah. Pemerintah dalam dua tahun belakangan memang terus menggenjot sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan.

"Jadi saat ini memang menjadi timing yang baik bagi investor, karena pariwisata merupakan satu dari lima sektor unggulan pemerintah," kata dia.

Hiramsyah mengatakan, pemerintah sangat terbuka kedatangan investor untuk menanamkan modalnya di industri pariwisata tanah air. Karena itu ia menyambut baik diselenggarakannya HICI 2017 dan berharap banyak investor yang menanamkan investasinya di industri pariwisata.

"Dalam pariwisata terdapat tiga poin utama. Yakni atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Pemerintah tentunya tidak bisa memenuhi seorang diri, maka itu butuh partisipasi private sector, terutama di bidang amenitas," ujar Hiramsyah.

Nantinya pemerintah mengarahkan investasi untuk ditempatkan di 10 Bali baru yang menjadi program pemerintah.

"Kenapa ada 10 destinasi yang dikedepankan, karena masing-masing wilayah memiliki karakteriatiknya sendiri. Jadi tidak bisa disamakan antara Mandalika dengan Danau Toba misalnya. Karena itu pemerintah menilai 10 destinasi ini adalah yang diutamakan terlebih dahulu," ujar Hiramsyah.

Terkait dengan Top 3 program yang tengah dijalankan Kementerian Pariwisata, salah satunya homestay di desa wisata, menurutnya tidak akan bertabrakan dengan investasi terkait amenitas oleh swasta. Karena menurutnya homestay dengan pola investasi seperti hotel dan resort memiliki konsep berbeda.

"Masing-masing ada segmentasi, tidak perlu khawatir. Kenapa pemerintah kejar homestay, karena kita ada 75 ribu desa wisata. Jadi untuk bisa kembangkan secara cepat adalah homestay. Karena hotel minimal butuh 1 tahun lebih untuk desain dan pembangunan," ujar Hiramsyah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement