Jumat 05 May 2017 19:34 WIB

Ridwan Saputra Ajak Anak dan Orang Tua Belajar Berhitung Asik

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
 Pengunjung melihat buku islami saat pameran buku islami Islamic Book Fair (IBF) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (3/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengunjung melihat buku islami saat pameran buku islami Islamic Book Fair (IBF) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Ridwan Hasan Saputra mengajak anak-anak dan orangtua untuk belajar berhitung dengan cara asik melalui gambar kotak-kotak. Dengan metode ini, anak-anak diarahkan untuk belajar mengamati pola dan mengambil kesimpulan.

Usai bedah buku Pembelajaran Matematika Berhitung dengan Metode Kotak-Kotak di Islamic Book Fair (IBF) 2017, Jumat (5/5), Pendiri KPM Ridwan Hasan Saputra mengatakan, buku karya ini ditujukan untuk mereka yang tidak suka belajar matematika, baik anak maupun orangtua. Buku ini fokus ke anak SD dan orangtua yang ingin mengajarkan anaknya belajar matematika.

Metode kotak-kotak ini cocok untuk guru. Sehingga anak-anak tidak belajar cepat-cepat yang penting anak paham. Buku ini fokusnya pada tambah, kurang, perkalian, dan pembagian.

Yang ingin disampaikan dari buku adalah mengajarkan matematika bukan pada hitungan dulu, tapi menggambar dulu. ''Anak-anak belajar menggambar dulu agar dia tidak merasa sedang belajar matematika dan nantinya bisa memecahkan masalah,'' kata Ridwan.

Saat anak-anak sudah bisa memecahkan masalah, kurikulum berubah pun tidak masalah. Sebab inti matematika adalah anak punya kemampuan pikir tingkat tinggi dan memecahkan masalah. Sehingga saat nanti anak-anak belajar satuan dan geometri pun tidak masalah.

Metode ini diawali dari menggambar karena setelah menggambar, anak-anak melihat, belajar pola, dan mengambil kesimpulan. Dari pola, anak-anak ingat.

''Gambar itu perkuat daya ingat dari gerak tangan,'' kata Ridwan.

Gambar kotak-kotak sendiri digunakan karena secara visual kotak-kotak bisa direlasikan ke mana-mana. Kalau lingkaran atau segitiga, justru agak sulit.

Sayangnya, audiens yang datang adalah siswa SMP sementara buku ini untuk anak SD. Meski begitu, ibu-ibu merespons positif. Nantinya akan ada bedah buku dan seminar matematika sekaligus mengenalkan metode kotak-kotak ini yang akan mulai Juli mendatang saat memasuki tahun ajaran baru.

Selain buku Berpikir Supra Rasional dan Pembelajaran Matematika Berhitung dengan Metode Kotak-Kotak, Ridwan juga sedang menyiapkan buku Olimpiade Matematika untuk SD. Selain itu, KPM yang ia dirikan di Bogor kini juga jadi tujuan wisata edukasi matematika dari berbagai sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement