Jumat 05 May 2017 12:14 WIB

Indonesia Sukses Raih Tiga Besar Tujuan Wisata Muslim Versi GMTI

Senggigi, Lombok, NTB, Sabtu (28/1). Mandalika, Wisata Syariah
Foto: Musiron/Republika
Senggigi, Lombok, NTB, Sabtu (28/1). Mandalika, Wisata Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lagi-lagi pariwisata Indonesia menunjukkan reputasi kelas dunia. Kali ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya membawa Indonesia naik satu peringkat menempati posisi ketiga sebagai tujuan wisata utama untuk pasar wisata muslim versi Global Muslim Travel Index (GMTI) Mastercard-Crescent Rating 2017. 

Memang, masih dua strip di bawah rival emosional Malaysia. Tetapi itu sudah melompati Turki, salah satu legenda wisata Family Friendly. Malaysia terbilang sukses menggaet wisman asal Timur Tengah dengan destinasi utama di Bukit Bintang Kuala Lumpur.

Indeks tersebut, yang mencakup 130 destinasi wisata, menunjukkan bahwa sejumlah destinasi non-Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Asia berhasil menaikkan peringkat mereka. Kenaikan peringkat Indonesia ini terjadi dua tahun berturut-turut.

"Kenaikan peringkat ini tak terlepas dari upaya Indonesia yang senantiasa menyesuaikan layanan dengan kebutuhan para wisatawan muslim," ujar CEO CrescentRating & HalalTrip, Fazal Bahardeen saat peresmian hasil riset di Jakart, Rabu (3/4).

Tercatat, Malaysia dan Uni Emirat Arab berhasil mempertahankan peringkat satu dan dua. Di bawah Indonesia, ada Turki dan Arab Saudi yang berada dalam lima besar.

Sementara, untuk destinasi utama non-OKI, Singapura berhasil mempertahankan posisi disusul Thailand, Inggris, Afrika Selatan dan Hong Kong berada di peringkat lima besar. Sedangkan Jepang berhasil naik dua peringkat menjadi peringkat keenam. Kemudian ada juga Spanyol yang untuk pertama kalinya memasuki peringkat sepuluh besar.

Fazal menjelaskan, basil penelitian GMTI ini menunjukkan pasar wisata dengan konsep Family Friendly akan terus tumbuh pesat dan nilai dari sektor tersebut diperkirakan akan tumbuh hingga mencapai 220 miliar dolar AS pada tahun 2020 nanti.

"Pasar ini juga diproyeksikan akan tumbuh lebih besar lagi mencapai USD 80 miliar hingga menjadi 300 miliar dolar AS pada tahun 2026," kata Fazal.

Dalam riset GMTI, pada tahun 2016, diperkirakan jumlah total kedatangan wisatawan muslim secara global mencapai 121 juta, naik dari 117 juta pada tahun 2015, mewakili 10 persen dari keseluruhan sektor perjalanan.

"Secara global, Asia tetap memimpin sebagai wilayah yang memiliki daya tarik paling besar bagi para wisatawan muslim dengan skor rata-rata GMTI mencapai 57,6. Mawasan Afrika menempati posisi kedua dengan skor 47. Lalu Oceania dengan skor 43,8, Eropa dengan skor 39,9 dan Amerika 33,7," kata Fazal.

Fazal menambahkan, GMTI senantiasa mengungkap wawasan dan informasi yang detail dimana hal tersebut akan membantu negara-negara destinasi untuk lebih memahami pergeseran kebutuhan dari sektor ini.

"Indonesia telah menanamkan investasi yang besar terhadap sektor ini dan hal tersebut tercermin pada peningkatan yang dicapai Indonesia dalam peringkat secara keseluruhan selama dua tahun berturut-turut," kata Fazal.

Daftar peringkat 10 destinasi teratas (OKI) tahun 2017:

1. Malaysia (82,5)

2. Uni Emirat Arab (76,9)

3. Indonesia (72,6)

4. Turki (72,4)

5. Arab Saudi (71,4)

6. Qatar (70,5)

7. Maroko (68,1)

8. Oman (67,9)

9. Bahrain (67,9)

10. Iran (66,8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement