Rabu 03 May 2017 07:15 WIB

Indonesia Jadi Fokus dalam Festival Konten Anak di Singapura

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menukung Indonesia menjadi county of focus di ajang Asian Festival of Children's Content (AFCC) di Singapura
Foto: ist
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menukung Indonesia menjadi county of focus di ajang Asian Festival of Children's Content (AFCC) di Singapura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang spesial dalam keikutsertaan Indonesia di ajang Asian Festival of Children's Content (AFCC) yang akan berlangsung di National Library Building Singapore pada 17 hingga 21 Mei 2017 mendatang.

Dalam keikutsertaanya kali ini, Indonesia akan menjadi country of focus dalam ajang tahunan festival yang menghadirkan konten-konten untuk anak tersebut.

AFCC merupakan kegiatan terkemuka di kawasan Asia untuk mempromosikan buku serta konten anak-anak. AFCC menggabungkan kegiatan konferensi, pameran buku dan aktivitas menarik lainnya yang ditujukan untuk kalangan professional dan masyarakat umum.

Kegiatan yang akan diselenggarakan selama AFCC berlangsung antara lain konferensi penulis dan ilustrator, kongres untuk para guru, pertemuan penyedia platform, transaksi hak cipta (copy rights) dan tentunya penjualan buku.

"Bekraf akan hadir di AFCC di Singapura. Indonesia akan menjadi fokus, untuk itu kita sangat mendukung dengan mensupport dan memfasilitasi stan Indonesia," ujar Noviza Temenggung, selaku Kepala Sub Direktorat Pasar Pemasaran Luar Negeri Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Selasa (2/5) kemarin di Jakarta.

Ia mengungkapkan, stan Indonesia nantinya akan menjadi yang paling besar dengan ukuran 5x12 meter persegi. Dengan spesial desain booth yang tertutup dan tinggi, tiap sisinya akan digambar dengan penuh warna dan simbol-simbol cerita rakyat.

"Intinya, stan Indonesia nantinya akan menjadi tempat bermain bagi anak-anak dan juga perpustakaan layaknya tempat baca," ujar Noviza.

Lebih lanjut ia menerangkan, stan Indonesia akan mengangkat tema "Main: Play and Imagine". Pesan yang ingin disampaikan adalah Main, dalam bahasa Inggris bermakna utama dan dalam bahasa Indonesia, "Main" merupakan sesuatu yang menyenangkan dan dekat dengan dunia anak.

Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik menambahkan, sebagai tamu kehormatan tentunya jadi momentum yang sangat penting bagi industri maupun pembuat konten untuk anak di tanah air.

"Dari sisi konten, sangat penting bagi Indonesia untuk berperan aktif. Ini menjadi bagian dari Bekraf untuk mendukung konten anak, mengembangkan kualitas dan lain-lain. Indonesia dengan tingkat keberagaman yang tinggi, bisa menjadi sumber konten yang sangat besar di masa depan untuk disebarluaskan ke seluruh dunia," kata Ricky.

Artinya, ada miliaran konten yang belum tergali. Karena itu penting bagi Indonesia untuk menggali dan menunjukkanya kepada dunia luar melalui ajang AFCC.

Sementara dari sisi bisnis, sebagai festival yang menghadirkan konten anak, sangat sesuai bagi perkembangan industri kreatif ke depannya. AFCC akan menjadi pintu gerbang menuju market dunia.

"Bagaimana secepatnya seluruh stakeholder untuk dapat memanfaatkan momentum bergeraknya industri kreatif ke arah kreasi untuk perekonomian nasional. Semoga bisa memanfaatkan pasar dunia ke depannya," jelas Ricky.

Untuk tahun ini Indonesia akan membawa sekitar 200 judul buku yang akan dipamerkan di AFCC. Dari 200 judul tersebut, ditargetkan 20 judul buku akan terjual hak ciptanya untuk kemudian diadaptasi dan diterbitkan ulang di negara-negara lain.

"200 buku judul buku anak itu sudah melalui tim kurator. Dari awal kita sudah menentukan kriteria yang kita bawa adalah buku-buku yang sudah dalam bahasa Inggris. Penerbitnya pun sudah pernah melakukan transaksi internasional. Jadi penerbit yang sudah pengalaman internasional," ujar Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rozalina.

Selain itu, untuk mempromosikan dan mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak, IKAPI menyiapkan koordinator pemasaran dan bagi penerbit yang tidak bisa hadir di AFCC. IKAPI memfasilitasi pemasaran hak cipta para penerbit melalui Borobudur Literary Agency.

Keberadaan Indonesia sebagai Country of Focus di AFCC 2017 tidak lepas dari peran aktif Ketua Kelompok Pencinta Bacaan Anak KPBA) Murti Bunanta yang juga menjadi Board of Advisor sejak berdirinya AFCC 7 tahun lalu.

Bersama Seameo Qitep in Language, Murti mempersiapkan dan mendanai penampilan 20 pembicara yang terdiri dari penulism oeneliti dan pelaku perbukuan yang akan mempresentasikan 14 topik selama AFCC berlangsung.

"Penulis Indonesia harus tampil di ajang internasional dan dihormati gagasannya," ujar Murti.

KPBA dan AFCC yang didukung Kedutaan Indonesia di Singapura juga akan menyelenggarakan acara Indonesian Night. Acara ini akan dihadiri kepala Bekraf Triawan Munaf, Duta Besar RI untuk Singapura serta sejumlah relasi. Indonesian Night akan dimeriahkan dengan penampilan seni budaya Indonesia yang melibatkan 11 orang pelaku seni dari Jakarta, Bali dan Ambon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement