Senin 01 May 2017 14:36 WIB

Sambut Industri Pariwisata, Kabupaten Semarang Gembleng 50 Pemandu

Ilustrasi - KERATON SOLO.Sejumlah kendaraan melintas di depan Keraton Surakarta, Solo, Jumat (16/10).
Foto: Antarafoto
Ilustrasi - KERATON SOLO.Sejumlah kendaraan melintas di depan Keraton Surakarta, Solo, Jumat (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Geliat membangun industri pariwisata yang digencarkan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, bergayung sambut ke daerah. Kabupaten Semarang Jawa Tengah misalnya, menindaklanjuti dengan melatih para pemandu wisata yang ada di wilayahnya.

"Kegiatan ini mendukung program pemerintah untuk meningkatkan layanan industri pariwisata kita. Tujuanya meningkatkan kualitas pemandu wisata yang bisa bersaing di era MEA," kata Partono, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang.

Kegiatan dengan tema "Pelatihan Pemandu Wisata" ini ditangani Dinas Pariwisata Bidang Industri Pariwisata kabupaten Semarang. Dengan narasumber fasilitator desa wisata, Aris Widyanto.

Kegiatan digelar dua kali selama bulan April. Para peserta diambil dari para pemandu wisata dan biro travel yang ada di sejumlah obyek wisata berjumlah 50 orang.

"Pesertanya dari pemandu desa wisata, pokdarwis, dan biro/agen perjalanan wisata di wilayah kabupaten Semarang," imbuhnya.

Pelatihan pertama (13/4), di Gedung Dinas Pertanian Ungaran kabupaten Semarang. Dengan materi teori dan praktek lapangan di Obyek Wisata Bukit Cinta kabupaten Semarang. Lalu praktik Lapangan kedua, (28/4), di Obyek Wisata Kota Surakarta. Pada praktik kedua ini peserta juga dievaluasi kompetensi kemampuan sebagai Pemandu Wisata.

Aris Widyanto menyampaikan, para pemandu dan pelaku wisata memang harus terus ditingkatkan baik jumlah maupun kualitasnya. Ini penting mengingat pemerintah saat ini sedang memfokuskan pembangunan industri pariwisata sebagai salah satu tulang punggung pendapatan negara.

Karena itu para pelaku wisata harus  digembleng kemampuanya. Tidak saja manajemen tapi juga kemampuan teknis terkait pelayanan kepada pengunjung. "Selama latihan itu, selain kita beri paparan dan latihan di ruangan, peserta juga praktek di obyek wisata Bukit Cinta dan Keraton Solo, termasuk praktik kepemanduan di dalam bis (meeting on the bus)," kata Aris.

Menurutnya, meningkatkan pengetahuan pemandu wisata lokal harus melalui mekanisme yang berstandard sertifikat. Karena itu pelatihan yang mereka gelar juga dalam rangka fasilitasi persiapan untuk menghadapi sertitifikasi pemandu wisata.

"Dari kegiatan ini harapan kami bisa mendukung program unggulan di Kabupaten Semarang, yaitu Intanpari. Yang menekankan pembangunan Industri, Pertanian dan Pariwisata," kata dia.

Dari 50 peserta yang ikut, hasilnya cukup bagus. Sehingga layak untuk diberi sertifikat kemampuan kepemanduan wisata. "Setelah pelatihan pastilah kemampaun mereka bertambah, kualitas juga bertambah sehingga bisa memberi pelayanan yang lebih baik," katanya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyarankan agar daerah-daerah segera menaikkan kapasitas dan kemampuan industrinya, lakukan sertifikasi kompetensi. Minimal sesuai dengan standart ASEAN. "Namanya, ASEAN Mutual Recognition Arrangements (MRAs). Kemenpar punya program pelatihan ini di Deputi Kelembagaan dan SDM," kata Arief Yahya.

Selain itu, yang paling penting adalah prinsip bahwa sejak sekarang harus menggunakan global standard. Standard internasional, yang bisa menjamin industri pariwisata nasional mampu bersaing ke level global. "Jika ingin menjadi global player, maka harus jadi global standard," ujar Arief Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement