REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai industri MICE (meetings incentives, conferences, exhibitions) adalah sektor industri pariwisata yang menjanjikan. Menparsering menganalisa dari 3S, size marketnya lebar, sustainable growth-nya tinggi, dan spread labanya besar.
"Karena itu, makin banyak MICE, makin cepat industri dan turunannya berkembang!" kata Menteri Arief.
Masuk akal, jika Kemenpar terus mendukung aktivitas marketing MICE. Salah satu yang ditunjukkan adalah dukungan di acara Konvensi Nasional MICE-INAMICE 2017 yang digelar di Hotel Crown Plaza, Jakarta, Rabu (26/4) malam. Konvensi ini dihadiri perwakilan Politeknik dan Perguruan Tinggi seluruh Indonesia yang memiliki program MICE.
Mengangkat tema 'Peningkatan Daya Saing Destinasi MICE Indonesia melalui Penguatan Industri dan Professionalisme SDM MICE', untuk memberikan semangat dan wujud kekompakan stakeholder MICE dalam Indonesia Incoporated dan sinergi Pentahelix Kepariwisataan.
"Diperlukan keterlibatan pemerintah terkait dengan sinergitas Pentahelix yang melibatkankan pelaku bisnis, akademisi, komunitas, dan media untuk menaikan daya saing MICE Indonesia secara holistik di era global Masyarakat ASEAN," ujar Ketua Sidang Konvensi Nasional MICE-INAMICE 2017, Wisnu Budi Sulaeman.
Pria yang juga anggota Tim Percepatan Wisata MICE Kemenpar ini menjelaskan, latar belakang konvensi ini dari motivasi wisatawan asing yang datang ke Indonesia melalui sebuah wisata leisure maupun wisata bisnis MICE.
"Hal ini yang mendasari SDM dari tiap-tiap motif wisata berbeda kualifikasi. Baik motif leisure maupun bisnis, daya saing destinasi sangat ditentukan oleh kemampuan SDM Industri untuk memberikan semua kebutuhan dan memenuhi harapan pengunjung selain peran dan dukungan pemerintah," kata Wisnu.
Dalam rangkaian acara Konvensi ini, terdapat penandatanganan Nota Kesepahaman terkait peningkatan kualitas daya saing global, pengumpulan data, dan pengembangan destinasi MICE Indonesia antara Kemenpar (Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata) dengan walikota Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang) dan Politeknik Negeri Jakarta.
Nota Kesepahaman meliputi menyusun kebijakan percepatan destinasi MICE Joglosemar, penyediaan data penyelenggaraan kegiatan MICE nasional dan internasional, memfasilitasi peningkatan kepemilikan sertifikat usaha bagi perusahaan yang bergerak di bidang MICE, sosialisasi Permen Pariwisata Nomor 2 tahun 2017, dan peningkatan kompetensi SDM yang professional di bidang MICE.
"Dengan semangat yang sama, Joglosemar dan Politeknik Negeri Jakarta, Nota Kesepahaman ini menjadi awal mewujudkan Joglosemar MICE Destination Incorporated untuk meningkatkan daya saing peringkat menuju kota MICE dunia," ujar Kepala Bidang Promosi Perjalanan Insentif Hendri Karnoza Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar.
Selain itu, lanjut Hendri, dengan datangnya perwakilan politeknik dari seluruh Indonesia ini, pihaknya sekaligus ingin memberikan tambahan wawasan terkait Wonderful Indonesia, khususnya 10 destinasi prioritas atau yang dikenal 10 Bali Baru.
"Selain memberikan dukungan di acara, kita juga ingin lebih mengenalkan Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia dan destinasi-destinasi prioritas kepada para perwakilan yang datang dari berbagai daerah ini. Kami juga memberikan sedikit rekomendasi bagi yang ingin berwisata belanja di Jakarta ini, selain itu juga ada pergerakan wisatawan nusantara, di mana disini akan muncul peningkatan ekonomi masyarakat, " kata Hendri.
Selain itu, juga ada acara INAMICE Award 2017 yang diinisiasi pelaku industri dan asosiasi MICE bersama akademisi. INAMICE Award 2017 ini untuk memberikan apresiasi dan motivasi terhadap destinasi yang mampu memenuhi kriteria penilaian para juri yang berkompeten.
Adapun yang menjadi juri antara lain Wisnu Budi Sulaeman, Drs. Heri Setyawan M.Si, dan Adjat Sudrajat. Sementara kriteria penilaian antara lain kemampuan memenuhi kriteria dan indikator destinasi MICE, kesiapan SDM MICE, aktivitas kegiatan MICE dan jumlah kegiatan MICE yang tercatat pada organisasi dan asosiasi bidang MICE nasional maupun internasional.