Rabu 26 Apr 2017 14:04 WIB

Menpar Paparkan Sukses Pariwisata Indonesia di Forum Dunia

Pedagang sovenir khas Danau Toba menunggu wisatawan di Desa Wiata Tomok, Samosir, Sumatra Utara, Senin (22/8).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang sovenir khas Danau Toba menunggu wisatawan di Desa Wiata Tomok, Samosir, Sumatra Utara, Senin (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Forum World Travel & Tourism Council (WTTC) Global Summit yang diselenggarakan pada 26-27 April 2017 benar-benar menjadi panggung buat Wonderful Indonesia. Sekjen United National World Tourism Organization (UNWTO) Taleb Rifai secara khusus meminta Menpar Arief Yahya untuk bertestimoni kisah sukses mengembangkan Wonderful Indonesia.

Menpar Arief pun memaparkan kunci sukses pariwisata Indonesia di hadapan para menteri pariwisata, dan private sector itu. Di hadapan private sector CEO's investment and partnerships for Sustainable Tourism Development itu, Mantan Dirut PT Telkom ini berkisah.

Dalam sesi WTTC-United Nation World Tourism Organization (UNWTO) Ministerial Dialogue,  Selasa (25/4), Arief membeberkan pariwisata Indonesia terkini. Menurutnya, peran CEO Commitment atau keberpihakan Presiden Joko Widodo untuk sektor pariwisata itu paling penting.

"Apalagi Presiden Joko Widodo telah  menempatkan pariwisata sebagai leading sector pembangunan. Maka seluruh Kementerian dan Lembaga mendukung pengembangan infrastruktur pariwisata, terutama di sepuluh destinasi yang biasa kami sebut dengan istilah  Sepuluh Bali Baru,” ujar Arief di forum itu.

Di forum yang dihadiri para bos-bos alias CEO perusahaan investasi dan kemitraan untuk program pengembangan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism development (STD) itu, Arief sekaligus mengucapkan terima kasih lada The World Bank.

"Tiga dari 10 destinasi wisata unggulan di Indonesia, yakni Danau Toba, Borobudur dan Mandalika, didukung pembiayaan infrastrukturnya oleh World Bank. Terima kasih World Bank," sebut Arief Yahya.

Arief pun membanggakan kepedulian Presiden Jokowi pada pariwisata. Sebab, Presiden Jokowi terus mendorong upaya untuk memoles destinasi wisata unggulan di Indonesia. Presiden yang mengendors pariwisata sehingga menjadi sektor unggulan, selain infrastruktur, pangan, energi, dan maritim.

“Untungnya kami punya presiden yang peduli pada turisme. Presiden menempatkan turisme sebagai leading sector sehingga semuanya menjadi jauh lebih mudah, lebih cepat dan lebih baik,” tegasnya.

Guna memudahkan wisatawan mancanegara masuk Indonesia, pemerintah Indonesia telah menyediakan fasilitas bebas visa. “Kami sekarang memfasilitasi 169 negara sebagai penerima bebas visa,” ujarnya, yang semula hanya 25 negara, yang Bebas Visa Kunjungan (BVK) itu.

Menurut Arief, imbas kebijakan itu sangat terasa. “Tahun pertama, sejak pemberlakuan Bebas Visa Kunjungan itu, umlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia naik dramatik, 20 persen,” kata dia.

Kebijakan BVK itu, sejatinya bermula dari saran para petinggi UNWTO saat Menpar buka-bukaan mempresentasikan kondisi pariwisata Indonesia. Terutama dengan target kenaikan ganda, dari 9,3 juta 2014, harus melompat ke 20 juta di 2019. Salah satu poinnya adalah Visa Fasilitation itu.

Hampir semua sarannya dijalankan, termasuk harus mengkalibrasi dengan 14 pilar TTCI - Travel Tourism Competitiveness Index yang diformulasi World Economic Forum (WEF) itu. "Point pertama: Go Digital! Menggunakan teknologi digital untuk percepatan pembangujan kepariwisataan Indonesia!" kata Arief yang berkali-kali dipuji Sekjen UNWTO Taleb Rifai itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement