Ahad 23 Apr 2017 13:06 WIB

Bali Blues Festival 2017 akan Ramaikan Nusa Dua Bali

Polisi berkuda berpatroli di pantai sekitar hotel tempat Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menginap di kawasan Nusa Dua, Bali, Kamis (9/3). Patroli tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan rombongan Raja Salman yang memperpanjang masa liburan
Foto: Fikri Yusuf/Antara
Polisi berkuda berpatroli di pantai sekitar hotel tempat Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menginap di kawasan Nusa Dua, Bali, Kamis (9/3). Patroli tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan rombongan Raja Salman yang memperpanjang masa liburan

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Setelah sukses pada penyelenggaraan kedua di tahun 2016, pada 26 hingga 27 Mei mendatang pengelola kawasan wisata nasional Nusa Dua, Indonesia Tourism Developmen Corporation (ITDC) akan kembali menggelar Bali Blues Festival 2017. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali AA Gede Yuniartha Putra mengatakan sudah ada kabar dari panitia bahwa akan ada beberapa musisi andal yang sudah mengkonfirmasi bakal hadir di acara tersebut.

Mereka antara lain Gugun Blues Shelter dengan menampilkan musisi Jazz Indonesia Indra Lesmana, The Six Strings, Reuni Krakatau, band Bali Cazy Horse, gitaris Bali Wayan Balawan, dan musisi Indonesia Gilang Ramadhan. ”Kemungkinan artisnya akan bertambah dan akan menghebohkan Nusa Dua Bali. Ini juga menjadi daya tarik wisatawan mancanegara di acara sebelum-sebelumnya,” ujar pria yang biasa disapa Agung itu.

 

Musik Blues adalah genre musik yang berasal dari masyarakat Afrika-Amerika dan lahir sekitar akhir abad ke-19. Yang menarik adalah para pecinta blues ini biasanya memiliki kepribadian dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi. Agung menjelaskan, di pelaksanaan tahun lalu, pengunjung even musik di Selatan Bali ini sekitar 3.000-5.000 orang yang hadir dan mayoritas wisatawan mancanegara. Hal ini tentu tak berlebihan mengingat semakin matangnya masyarakat dalam hal seni, membuat musik blues makin populer.

 

”Yang hadir selain pengunjung umum, penyelenggara juga sukses mendatangkan para tamu hotel yang jumlahnya mencapai ribuan orang, serta komunitas pecinta blues,” kata Agung Yuniartha.

Segmen umur musik blues nyaris tanpa batasan. Jika dulu musik blues hanya untuk kalangan dewasa dengan kematangan jiwa, kini blues pun digemari kalangan muda. Tempat acara pun sangat seksi untuk disambangi. Deburan ombak Pulau Peninsula di kawasan ITDC yang tak begitu keras, sepinya suara bising kendaraan menjadi jaminan pecinta blues menikmati konser blues ini.

 

Tempat penyelenggaraan Bali Blues Festival ini terletak di tempat yang benar-benar spesial. Pihak ITDC bercita-cita menjadikan even blues ini menjadi yang terbaik dan terbesar.  

"Kami tentu semua ingin menjadikan Bali ini sebagai magnet musik blues Tanah Air. Kami ingin menjadikan festival ini sebagai ajang blues terbesar. Bali layak punya event terbaik dunia. Karena Bali adalah pulau terbaik dunia," ujar Agung.

 

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi konser musik yang dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun dan kualitasnya semakin meningkat. "Semakin sering konser berlevel internasional digelar, maka itu akan semakin membuiat daerah tersebut juga mendunia," kata Menpar.

Ekosistem pariwisata di Bali, kata Arief Yahya, sudah sangat kondusif. Itulah mengapa Bali menjadi pilihan travellers di TripAdvisor sebagai destinasi nomor 1 dunia, mengalahkan London, Paris, New York, Milan, Barcelona, Tokyo dan destinasi wisata lain di dunia. "Maka event internasional akan semakin menguatkan positioning Bali dalam peta pariwisata dunia," kata Arief Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement