REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Nur Alam, Wagub Sultra H.M Saleh Lasatam, dan Bupati Wakatobi H. Arhawi meluncurkan Calender of Event Wakatobi 2017. Peluncuran Calender of Event Wakatobi 2017 ini sebagai upaya mempromosikan serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke Wakatobi yang tahun ini mentargetkan 40 ribu wisatawan.
Penyelenggaraan Calender of Event Wakatobi 2017 yang mengangkat tema “Kalender Event Wakatobi bersinar Wakatobi Melala” merupakan yang pertama kali. Sekaligus kegiatan ini akan berlangsung dalam satu tahun penuh mulai Januari hingga Desember 2017 dengan menampilkan event unggulan yang bertumpu pada daya tarik alam (nature), budaya (culuture) dan buatan manusia (handmade).
Menpar Arief Yahya memberikan apreasiasi terhadap penyelenggaraan Launching Calender of Event Wakatobi 2017 dalam rangka memperkuat daya saing pariwisata Wakatobi sebagai destinasi kelas dunia khususnya untuk marine tourism yang didukung dengan unsur 3 A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai dan berstandar global.
“Calender of Event Wakatobi (CoF) 2017 yang sudah terprogram dengan baik, tempat dan jadwal yang sudah pasti akan membantu para traveller untuk datang ke Wakatobi. Kami harapakan CoF ini gencar dipromosikan melalui media online maupun offline,” kata Menpar Arief Yahya di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Kamis malam (20/4).
Menpar Arief Yahya juga menjelaskan, unsur 3A yang dimiliki Wakatobi semakin baik hal ini terlihat jumlah akomodasi hotel berbintang di sana terus bertambah begitu pula konektivitas udara semakin lancar. “Setiap hari sudah ada 4 kali penerbangan (Garuda Indonesia, Baik, Lion, dan Wings) dari Jakarta/Bali transit Makasssar ke Bandara Matohara Wakatobi,” kata Arief Yahya. Dengan dukungan unsur 3A yang kuat menjadikan Wakatobi sebagai destinasi andalan bagi pariwisata Sultra yang tahun lalu mengalami pertumbuhan 19,5 persen dikunjungi 22.380 wisatawan (15.668 wisnus dan 6.712 wisman).
Sementara itu, Gubernur Sultra H. Nur Alam mengatakan, tujuan penyelenggaraan event ini untuk mempromosikan Wakatobi sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia dengan target peningkatan arus kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan nusantara serta mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan potensi sumberdaya kelautan dan pariwisata dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang seluas-luasnya khususnya masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
“CoE Wakatobi 2017 merupakan tahun pertama sebagai event dirangkumkan menjadi kalender untuk memperkenalkan rangkaian kegiatan festival berbasis keindahan Pulau Wakatobi pada dunia serta sebagai Babupaten Maritim Pertama di Indonesia. Wakatobi juga ditetapkan sebagai model untuk percepatan pembangunan daerah kepulauan dan daerah tertingga melalui kegiatan kepariwisataan,” kata H. Nur Alam.
Kegiatan dalam CoE Wakatobi 2017 dimulai pada Januari 2017, kemudian dilanjutkan pada April ini dengan menggelar event HUT Masyarakat Kecamatan Wangi – Wangi Selatan (15-20 April 2017 ); Wowine (Perempuan) Festival (17-20 Mei 2017); Festival Pulau Tomia (28-30 Juni 2017) sebagai festival berbasis pulau; Kunjungan Kapal Pesiar “Celedonian Sky (13 Juli 2017) yang menunjukkan Wakatobi sebagai jalur wisata cruise.
Semenara itu event Wonderful Sail 2017 berlangsung pada 10-13 Agustus 2017. Kegiatan sail di Wakatobi ke-9 ini akan diikuti sekitar 50 kapal sail yang berlabuh di Water Front City Pulau Wangi – Wangi; Festival Sampea Liya (28-30 Agustus 2017) merupakan festival budaya masyarakat Liya; Festival Barata Kahedupa (15-18 September 2017) sebagai Festival Kebudayaan Masyarakat Pulau Kaledupa; Semalam di Liya Togo (28 September 2017) merupakan Festival Budaya Masyarakat Wakatobi khususnya masyarakat Liya Togo; Wakatobi Wave (19-22 Oktober 2017) merupakan Puncak dari Kegiatan Festival di Wakatobi dan event ini masuk dalam kalender pariwisata nasional. CoE Wakatobi 2017 akan diakhiri dengan event menyambut dan HUT Wakatobi (18 Desember 2017) sebagai perayaan akhir tahun di Wakatobi.