Sabtu 15 Apr 2017 21:30 WIB

Liburan Panjang, Yuk 'Dahar Kembul' di Yogyakarta

Warga membawa nasi tumpeng saat mengikuti prosesi ruwatan di Kali Code, Yogyakarta. (ilustrasi)
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warga membawa nasi tumpeng saat mengikuti prosesi ruwatan di Kali Code, Yogyakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Agendakan long weekend tanggal 22-24 April Anda untuk liburan ke Yogyakarta. Ada wisata menarik yang bisa Anda rasakan sensasinya di Kota Budaya ini. Satu upacara adat yang sudah rutin digelar setiap tahun: Upacara Adat Merti Tumpeng Robyong. Lokasinya di bantaran Kali Code.

Anda bisa menikmati makan bersama dengan warga masyarakat. Karena, acara ini memang diisi dengan makan bersama atau dahar kembul. "Ini semua sebagai wujud rasa syukur atas rahmat serta karunia Tuhan Yang Maha Esa selama ini," jelas Marsudi, Ketua Kampung Wisata Dewa Bronto, Jumat (14/4).

Merti Tumpeng Robyong merupakan upacara adat yang dulu berkembang di tengah-tengah masyarakat jawa. Makna kegiatan ini adalah gelaran adat yang berfungsi menjaga kebersamaan.

Prosesi upacara adat ini dilengkapi pula dengan atraksi budaya. Seorang Resi Sungai berdoa dengan tetembangan Jawa. Prosesi diakhiri dengan menebar bibit ikan di Sungai Code yang mengalir di kawasan Kampung Wisata Dewa Bronto.

Pengelola Kampung Wisata Dewa Bronto selalu berupaya menggarap atraksi ini dengan tema. Tahun ini temanya  "Raja Melawan Arus."

"Ini adalah atraksi seni budaya yang bermakna bahwa pemimpin seharusnya bisa menjadi tokoh yang selalu memberi contoh dan mengajak semua warga untuk 'melawan arus' dengan sikap dan tindak tanduk menolak budaya atau perilaku yang tidak pantas atau tidak baik," tambah alumni Fisipol UGM ini.

Budaya "tidak pantas" itu harus ditolak karena akan menggrogoti adat kebiasaan baik yang selama ini dianut dan dipercaya masyarakat. "Misalnya  budaya materialistik, hidup mewah mewahan. Yang akhirnya memicu budaya korupsi seperti yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini," tegasnya.

Lewat upacara merti ini, masyarakat diajak untuk waspada dan sadar agar sikap materialistik tidak diikuti dan korupsi tidak semakin marak. "Dan budaya asli bangsa kita yang baik seperti gotong royong, hidup saling tolong menolong, toleransi, hidup sederhana, dan lain harus selalu kita pertahankan dan harus kita ajar dan wariskan kepada anak cucu para penerus bangsa," kata Marsudi.

Selain itu, para wisatawan juga akan dapat menikmati atraksi kesenian potensi warga kampung wisata Dewa Bronto yang lain. Atraksi tersebut selalu siap ditampilkan untuk menghibur tamu dan sebagai wujud upaya menjaga seni tradisi. Salah satunya disajikan oleh anak-anak berupa Tari Jaran Kepang Anak.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi kreativitas para pelaku bisnis pariwisata di Yogyakarta. Mereka pintar membuat sensasi yang terkait dengan paket wisata. "Dan beragam model itu bisa dicontoh oleh daerah lain," ujar Menteri Arief Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement