Sabtu 15 Apr 2017 20:45 WIB

Tiga Menteri Bahas Persiapan IMF-World Bank Annual Meeting

Pariwisata di Bali (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supri
Pariwisata di Bali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan, Menpar Arief Yahya dan Menhub Budi Karya Sumadi menggelar rapat koordinasi jelang IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Bali pada Oktober tahun depan. Ketiganya membahas persiapan apa saja yang harus dibenahi baik fisik maupun nonfisik.

Acaranya masih lama, sekitar 18 bulan lagi. Tapi, momentum itu semacam 'tes ombak' buat pariwisata Indonesia. Bayangkan, 18 ribu orang bakal masuk ke Pulau Dewata Bali secara bersamaan, di luar wisatawan regular yang setiap hari ada 14-15 ribu itu. Akan ada lebih dari 30 ribu lebih orang di destinasi terbaik dunia pilihan review travellers di laman TripAdvisor 2017 itu.

Bagaimana dengan lalulintas di Bali? Kesiapan bandara I Gusti Ngurah Rai? Cruise ship di Tanjung Benoa? Manajemen sampah di Badung dan Denpasar? Suplai air bersih? Fasilitas publik dan personel? "Kita ingin jadi tuan rumah yang terbaik, karena itu semua potensi masalah harus diantisipasi sejak dini," kata Menkomar, Luhut B Pandjaitan, memimpin rapat.

Rapat koordinasi yang dipimpin Menko Maritim Luhut Pandjaitan itu juga dihadiri oleh Gubernur Bali, Made Mangkun Pastika, Kapolda Bali, Jakpro Jakarta Propertindo, pengelola sampah kota Surabaya untuk benchmarking waste management  Bali, Angkasa Pura I, AirNav, pemerhati lingkungan, serta institusi terkait.

Menkomar memang concern dengan pariwisata. Untuk kepentingan pariwisata, dia serius mengajak para eselon satunya untuk rakor di Bali. Dia menyebut pariwisata adalah penyumbang PDB, devisa dan lapangan kerja yang paling mudah, cepat dan murah.

Kesempatan Strategis

IMF-World Bank Annual Meeting Bali 2017, menurut Menpar Arief Yahya, menjadi sangat strategis. Pertama, ini waktu yang tepat untuk mempromosikan destinasi Bali, Bali and beyond dan cruise ke destinasi yang siap.

"Kalau 30 ribu orang bersama-sama ke Bali, maka Bali akan crowded, karena itu harus dicarikan destinasi yang bisa membagi keramaian di sana," kata Menteri Arief.

Karena itu, paket-paket wisata sudah disiapkan oleh Menpar Arief, yang nantinya akan dipromosikan via TripAdvisor. Selain eksplorasi Bali, ada paket ke destinasi lain yang sekali naik pesawat dari Bali, seperti Lombok, Labuan Bajo, Joglosemar dengan ikon Borobudur. Satu lagi dengan mengoptimalkan cruise, berlayar dengan yacht dan cruise ke pulau-pulau di sekitar Bali.

Bali, kata Arief Yahya, harus sekalian diperbaiki. Semua fasilitas yang bisa merusak kenyamanan wisman selama Annual Meeting itu harus segera dibenahi. Sebenarnya gagasan ini muncul saat Menpar Arief Yahya diundang Musrenbang Bali di Denpasar lalu.

"Karena banyak usulan yang terkait dengan infrastruktur, maka saat sebelum Annual Meeting IMF dan World Bank nanti, sekalian diusulkan untuk diperbaiki, semua! Biar Bali benar-benar nyaman buat wisman," ungkap Arief Yahya.

Diantara yang dibawa Arief Yahya adalah membangun fly over atau underpass, di beberapa perempatan yang sudah macet, seperti perempatan Ngurah Rai, Ubung dan lainnya. "Sekalian, ini kan problem yang cepat atau lambat akan membuat lalu lintas Bali stagnan," sebut Arief Yahya.

Masalah Sampah

Selain itu, problem sampah dan air juga menghantui Badung, kabupaten yang menjadi pusatnya industri pariwisata di Bali. Sampah itulah yang membutuhkan penanganan cepat dan tidak bisa ditunda. Problem sampah itulah yang membuat Menkomar Luhut mengajak Jakpro Jakarta dan satu lagi perusahaan pengolahan sampah Surabaya.

Menkomar Luhut di banyak tempat sangat concern dengan urusan sampah. Ada penelitian yang menyebutkan, banyak ikan-ikan yang makan sampah plastik dan dagingnya sudah terkontaminasi. Kalau itu dimakan, maka akan terjadi mutasi dalam tubuh manusia.

"Nah, soal sampah ini harus diperhatikan penuh. Kalau tidak diselesaikan segera, akan berpotensi membuat generasi penerus mengalami cacat," kata Luhut. Penanganan sampah di Bali harus kompak dan tidak saling lempar tanggung jawab. Sampah ini mempengaruhi masa depan generasi bangsa, jadi tidak boleh dipandang remeh.

Hal lain yang disampaikan Menkomar adalah mengembangkan kawasan wisata sebagai tempat beroperasi sepeda motor listrik. Uji coba sudah dilakukan di Jakarta. Menhub pun mengamini ide ini dengan pemilihan kawasan baru yang ikonik dengan hambatan yang tidak banyak.

PLN juga harus mendukung sarana dan prasarananya. Ide ini jika berhasil akan dipromosikan pada IMF-WB Annual Meeting mendatang.

Menhub Budi Karya Sumadi setuju dengan penyempurnaan akses di Pulau Dewata Bali. Baik lapangan udara, jalur laut dengan pelabuhan Benoa, mobil listrik di kawasan wisata, dan perhubungan darat. "Kami akan segera tindak lanjuti," jelas Budi Karya. (adv)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement