REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jogja Air Show naik kelas. Tahun ini, event yang digelar 26-30 April 2017 itu levelnya sudah naik menjadi internasional. Seluruh unsur Pentahelix diajak bahu-membahu dan bergotong-royong untuk menyiapkan event spektakuler itu melalui Jogja International Air Show (JIAS) 2017. Melalui sinergi Indonesia Incorporated tadi, JIAS 2017 disulap menjadi Size getting Bigger, Scope getting Broader, dan Skill getting Better.
Komandan Landasan Udara Adi Sucipto Yogyakarta Marsekal Madya Novyan Samyoga mengatakan untuk menggarap acara ini Bandara Adisucipto tak bisa bergerak sendirian. Gawean-nya harus dikeroyok bersama. Karenanya sinergi stakeholder yang ada di dalam konsep pentahelix ABGCM (Academics, Business, Government, Community, and Media) juga ikut dilakukan. Kementerian Pariwisata ikut digandeng untuk koordinasi terkait kedatangan wisatawan mancanegara.
“Saat ini yang sudah mendaftar ada 167 atlet dari 10 negara. Lantaran keterbatasan kuota oleh panitia, hanya 67 atlet yang tertampung dalam acara tersebut,” katanya.
JIAS 2017 akan menampilkan beberapa kegiatan aeroshow. Di antaranya terjun payung, paramotor, dan aeromodelling. Acara akan dilaksanakan mulai dari Borobudur, Prambanan, Sleman, Bantul, Gunung Kidul, dan Kota Jogjakarta. Menariknya, pada Sabtu, (29/4) mendatang akan ada Dirgantara Carnival yang terdiri dari Drum Band Taruna, atlet olahraga dirgantara internasional, dan temuan kedirgantaraan beberapa universitas. Di atas karnaval tersebut, ada juga Jupiter Aerobatic Team TNI AU yang akan melakukan aksi akrobatik udara.
Sriwijaya Air akan fokus menggarap atraksi Man Made di Yogyakarta. Maskapai swasta itu juga akan menggelar dialog pengembangan rute baru konektivitas udara. “Sriwijaya akan memeberikan dukungan pada event-event pariwisata yang digelar di Jogjakarta,” ujar Direktur Utama Sriwijaya Air, Chandra Lie.
Selain pembukaan rute baru ke pelosok negeri, Sriwijaya juga akan menawarkan paket-paket khusus untuk event pariwisata. Dari paparan Chandra Lie, Sriwijaya Air sudah punya rute ke sejumlah destinasi dalam negeri yang tidak populer. Itu dilakukan untuk mendukung program Kemenpar dalam mempromosikan 10 Bali Baru. “Sriwijaya Air telah punya 7 rute penerbangan ke 10 Bali baru, termasuk Borobudur yang berdekatan dengan Adi Sucipto,” katanya.
Selain 10 Bali Baru, Sriwijaya juga sudah terbang ke 7 destinasi wisata unggulan lainnyua. Dari mulai rute Lubuklinggau (Sumsel), Muara Bungo (Jambi Barat), Berau (Kaltim), Luwuk (Sulteng), Maumere (NTT), Waingapu (Sumba), bahkan Alor, sudah dijelajahi Sriwijaya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya angkat topi dengan semua upaya tadi. “Jadi, melalui Indonesia Incorporated kita akan “Bigger-Broader-Better together”. Ilmu 3S-3B ini saya dapatkan ketika mengambil Executive Course di Kellogg School of Management, Chicago, USA,” ujarnya.
baca juga: Indonesia Perlu Dorong Industri Halal Berorientasi Ekspor