REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Kementerian Pariwisata dan Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi akan berkolaborasi membangun ekosistem pariwisata. Yang terbaru, akan ada perguruan tinggi berbasis keilmuan pariwisata yang dibangun di destinasi kelas dunia sekelas Labuan Bajo, NTT.
“Kami ingin terus mencetak sumber daya manusia yang menghasilkan akademisi profesional. Rencananya, akan dibangun Akademi Komunitas Pariwisatai di Labuan Bajo. Lulusannya akan dicetak menjadi profesional di bidang industri pariwisata,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar, Ahman Sya, Sabtu (8/4).
Dari paparannya, Akademi Komunitas Pariwisata itu adalah usulan Bupati Manggarai Barat yang disarankan Kemenpar. “Akademisi tersebut direkomendasi Kemenpar RI. Bentuknya Akademi Komunitas Pariwisata (D-1 dan D-2). Kita akan bantu menyiapkan kurikulum dan dosen vokasi yang berasal dari Industri melalui proses RPL (rekognisi pembelajaran lampau),” ujar Ahman Sya.
Kemenpar sendiri sedang menyiapkan Konsorsium Dosen Vokasi Pariwisata. Konsorsium ini nantin akan diberi tugas menginventarisir orang di Industri untuk disetarakan S-2 atau level 8 kompetensiya.
"Hasilnya diserahkan ke Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk disahkan. Sedangkan untuk tim konsorsium ini terdiri atas unsur Pentahelix ABGCM,” ujarnya.
Ahman Sya mengatakan, Akademi ini adalah lembaga pendidikan formal yang menyiapkan SDM Pariwisata yang bermutu dalam waktu yang relatif cepat. “Sekolah vokasi ini memiliki kurikulum yang 60-70 persen adalah praktek. Setelah lulus mereka siap langsung bekerja,” ujarnya.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir membenarkan, jika pemerintah berencana membangun perguruan tinggi berbasis keilmuan pariwisata, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang juga berdekatan dengan Pulau Komodo. "Masyarakat Manggarai Barat jangan sampai jadi penonton saja saat kawasan Pulau Komodo menjadi tujuan wisata dunia. Di sini harus ada pendidikan pariwisata yang baik. Untuk menopang kawasan wisata Pulau Komodo," kata Nasir.
Dia berharap, perguruan tinggi pariwisata tersebut dapat meningkatkan kapasitas masyarakat setempat. Dengan begitu, kualitas pariwisata kawasan Pulau Komodo dapat meningkat menuju destinasi favorit wisatawan mancanegara.
Rencana pembangunan sekolah perguruan tinggi pariwisata tadi ikut dikomentari Menpar Arief Yahya. Menteri asal Banyuwangi itu menyebut investasi di Sumber Daya Manusia ini paling tidak kelihatan wujudnya, tapi sangat terasa impact-nya.
“Sejak di PT Telkom saya paling komit, bahwa investasi SDM itu sangat penting untuk win the future customers. Karenanya sekolah perguruan tinggi pariwisata sudah sangat relevan,” ujarnya.
Pesannya hanya satu. Dia ingin, sekolah tinggi pariwisata di Labuan Bajo nantinya menggunakan standrad global. “Di kita saat ini menggunakan regional standard yang sering disebut ASEAN MRA, Mutual Recognition Arrangement. Kompetensi selevel ASEAN. Kalau mau bersaing di level global, gunakan global standard juga,” kata Menpar Arief Yahya.