Sabtu 08 Apr 2017 12:28 WIB

Hari Terakhir MIHAS 2017, Pengunjung Semakin Ramai

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
Para pengunjung MIHAS 2017 mengantri minta dituliskan namanya dengan seni kaligrafi di stan Kemenpar RI, Kamis, (6/4).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Para pengunjung MIHAS 2017 mengantri minta dituliskan namanya dengan seni kaligrafi di stan Kemenpar RI, Kamis, (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Memasuki hari terakhir pameran Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2017, pengunjung semakin banyak berdatangan. Pasalnya, hari ini MIHAS dibuka untuk umum, sebelumnya hanya pengusaha atau pelaku bisnis (business to business/B to B) yang bisa datang.

"Biasanya baru ramai pengunjung kalau sudah jam 13. Ini dari jam 11 sudah ada yang minta dituliskan kaligrafi," ujar penulis kaligrafi asal Indonesia yang dibawa Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) Wildan El Khottot, Sabtu (8/4). Selama MIHAS tahun ini, ia bertugas menulis nama pengunjung yang datang ke stan Kemenpar dengan seni kaligrafi sebagai salah satu promosi pariwisata halal Indonesia.

Wildan menyebutkan, antusias pengunjung cukup besar. Bahkan saat hari pertama, lebih dari 15 nama ditulisnya. "Kalau sampai hari ini mungkin sudah lebih dari 50. Nanti sampai sore mungkin bisa sampai 100," tambahnya.

Untuk mendapatkan tulisan kaligrafi nama, pengunjung tidak perlu membayar. Cukup dengan me-like fanpage 'Wonderful Indonesia' di Facebook. "Ini menarik, karena bisa kita pajang di rumah," ujar Hanish pengunjung asal Malaysia.

Ia mengaku rela menunggu sedikit lama, untuk mendapatkan seni menulis huruf Arab dengan Indah tersebut. "Saya harus mengantri karena banyak yang mau ditulis juga, tapi tidak apa-apa," tambahnya. Menurutnya, stan Kemenpar cukup inovatif dengan menyiapkan penulis kaligrafi.

Barista dari Indonesia Meuganda Furqon Rints juga mengakui hari terakhir MIHAS ini pengunjung membludak. Dirinya bahkan sudah menyiapkan sekitar 50 kg biji kopi Toraja bagi para pengunjung stan Kemenpar.

Mahasiswa semester 6 ini menyebutkan, sejak hari pertama MIHAS,  dalam sehari bisa membuat lebih dari 70 gelas kopi. "Kopi ini kan layanan gratis dari Kemenpar,  jadi bahkan yang cuma lewat minta dibikinin juga," tambahnya.

Sebelumnya salah satu pengunjung Elsie Yeo menyatakan kopi Indonesia memiliki bau khas yang sudah bisa tercium dari jauh. Maka saat dirinya tengah berjalan dan mencium bau tersebut, ia langsung mencari stan Indonesia. "Begitu saya meminumnya. Wah ini enak sekali. Saya suka kopi Indonesia terutama kopi luwak," ujarnya.

Pengunjung MIHAS tak hanya dari Malaysia melainkan dari berbagai negara. Dari mulai Amerika, Asia Pasifik, Eropa, hingga Afrika. Pemerintah Malaysia sendiri menargetkan, selama empat hari MIHAS digelar dapat menarik minimal 25 ribu pengunjung. Sementara itu, Kemenpar mengatakan, dari jumlah tersebut setidaknya 1.000 pengunjung datang dan bertransaksi di seluruh stan Indonesia, khususnya Kemenpar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement