Senin 06 Mar 2017 09:16 WIB

BI Libatkan Desainer Ternama Bangkitkan Batik Bengkulu

Dua perajin batik Besurek (batik khas Bengkulu) menyelesaikan pembuatan motif batik di Bengkulu, Selasa (19/2). Kerajinan Batik Besurek Bengkulu terancam gulung tikar karena kalah bersaing dengan batik cetak pabrikan.
Foto: Antara Foto/Hendri
Dua perajin batik Besurek (batik khas Bengkulu) menyelesaikan pembuatan motif batik di Bengkulu, Selasa (19/2). Kerajinan Batik Besurek Bengkulu terancam gulung tikar karena kalah bersaing dengan batik cetak pabrikan.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Bank Indonesia turut andil dalam memperkenalkan Batik asli Bengkulu, yakni batik besurek (bersurat). Yakni dengan menggandeng desainer ternama untuk dapat melakukan desain pakaian dengan menggunakan batik besurek.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Senin, menyebutkan bahwa batik Bengkulu perlu dibangkitkan, baik nilai produk maupun sisi komersialnya.

Salah satu cara efektif untuk membangkitkan batik Bengkulu adalah dengan memperkenalkan berbagai jenis pakaian hasil perancang ternama. Pakaian rancangan desainer ternama itu, katanya, nantinya dipromisikan pada berbagai kegiatan yang digelar di Jakarta Convention Center.

"Kita sedang cari mana desainer yang akan digandeng, dengan ini nantinya diharapkan meningkatkan minat berbagai kalangan terhadap batik besurek," kata dia.

Dia mengharapkan program sosial pembinaan batik besurek, membuat batik asli Bengkulu itu menjadi salah satu bahan pakaian yang diperhitungkan, baik sesama batik maupun jenis tekstil lainnya.

"Oleh karena itu kita serahkan pada ahlinya, yakni desainer ternama, di tangan mereka akan dihasilkan pakaian bermutu tinggi, dan diminati, keinginan kita juga mampu menarik mata dunia," kata dia.

Sampai saat ini kondisi batik dengan motif kaligrafi tersebut belum mampu menarik minat pasar. Target pasar paling tinggi, yakni masih pasar lokal. Batik besurek lebih banyak digunakan sebagai pakaian sekolah dan pegawai negeri setempat.

Masih minimnya minat pasar nasional maupun internasional batik besurek, katanya, karena sektor wisata Bengkulu belum tumbuh positif.

Pada 2016, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bengkulu hanya 0,12 persen dari jumlah keseluruhan yang datang ke Pulau Sumatra.

Jika destinasi wisata Bengkulu sudah banyak diminati turis, tentu batik besurek cukup diminati hanya dengan dipasarkan di sentra penjualan oleh-oleh khas daerah itu.

"Sektor wisata kita belum banyak peminat, jadi harus ada jalan lain untuk mempromosikan komoditas khas daerah ini," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement