REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Bali Wedding Association (BWA) Ketut Agus Dion Satvika mengatakan wisatawan dari Cina dan Australia paling banyak menggelar pesta pernikahan di Pulau Dewata.
"Kalau dulu didominasi oleh wisatawan dari Australia, sekarang sudah bersaing jumlahnya dengan wisatawan dari Cina. Mereka ini sama-sama menyukai suasana pantai untuk menggelar pesta pernikahan," kata Dion, Ahad (26/2).
Sedangkan konsep tema pernikahan yang diangkat, lanjut dia, umumnya bergaya Barat, tetapi ada juga yang dipadukan dengan budaya Bali.
"Untuk tahun ini, kami prediksi semakin banyak pesta pernikahan yang digelar di Bali, karena pada bulan Januari yang biasanya cenderung sepi, tetapi awal tahun ini setiap hari ada saja yang menggelar pesta pernikahan," ujarnya pula.
Berkaca dari pengalaman tahun sebelumnya, pesta pernikahan di Bali akan mulai ramai dari bulan Mei. Sedangkan dari Januari sampai April, rata-rata per hari ada empat pesta pernikahan yang dilayani oleh anggota BWA, namun mulai Mei bisa mencapai 15 pesta nikah dalam sehari.
Dion menambahkan, wisatawan Cina dan Australia yang melangsungkan pesta nikah di Bali, umumnya tidak menyertakan undangan yang terlalu besar. Mereka lebih suka hanya mengajak kerabat dan teman terdekat.
"Meskipun demikian, biaya yang mereka keluarkan tidak bisa dikatakan kecil karena segala pernak-pernik pernikahan hingga kateringnya adalah kelas yang terbaik," ujarnya lagi.
Bali sebagai tempat pesta pernikahan, lanjut Dion, juga makin digemari oleh wisatawan dari Jepang dan India. Mereka juga menyukai pemandangan pantai hingga tebing untuk melangsungkan pernikahan.
"Hanya saja, khusus wisatawan India, murni mengangkat konsep budaya setempat. Mereka memilih Bali lebih untuk mengejar view yang indah," kata Dion lagi.